[caption id="attachment_323018" align="aligncenter" width="300" caption="Prabowo Subianto (ayovote.com)"][/caption]
Salah satu situasi yang membuat pertanian dalam negeri terpuruk adalah rendahnya pendapatan petani. Tanah subur, aneka jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik, namun hasilnya tidak menggembirakan. Kalaupun memiliki nilai jual, harganya terlalu fluktuatif sehingga tidak ada jaminan beroleh keuntungan.Semua itu karena tidak adanya peta jalan, tidak ada pola pertanian yang tersinkronisasi secara nasional. Pemerintah sebagai pemegang regulasi sejak lama tidak konsisten mengawal pertanian rakyat itu menuju kemajuan.
Sebagai contoh, setiap panen raya tiba maka harga gabah kering giling akan anjlok. Jagung, ketela, kacang-kacangan juga bernasib sama. Begitu pula tanaman pangan tahunan semacam mangga, rambutan, belimbing, duku, durian, salak, kedondong, dll, terbuang sia-sia, tidak memiliki nilai jual yang mantap.Selain karena buah musiman sekali berbuah dari Aceh sampai Papua, buah-buahan ini juga sangat sulit menembus pasar ekspor.
Itulah yang dirancang sebagai salah satu strategi ekonomi Prabowonomics, yaitu Integrasi Pertanian Indonesia. Yaitu suatu program yang dilaksanakan secara perlahan-lahan dan berkesinambungan untuk mengorganisir seluruh potensi pertanian rakyat dalam satu kesatuan pasar, sehingga tidak ada satu komuditas yang over produksi. Setiap daerah memiliki jenis tanaman unggulan, dan hasilnya akan didistribusikan ke daerah lain yang juga memiliki komoditi unggulan yang berbeda. Sehingga terjadilah barter dalam keseimbangan. Sistem ini diharapkan dapat menghidupkan perdagangan antar pulau sekaligus mempererat jalinan kesatuan dan persatuan banga.
Langkah pertama Prabowonomics adalah memastikan jenis tanaman tertentu untuk dijadikan sebagai tanaman unggulan pada daerah tertentu itu. Dilanjutkan dengan menggerakkan dunia usaha untuk memulai proyek percontohan, yang akan diikuti oleh masyarakat sekitarnya. Pemasaran hasil-hasil produksi mengikuti perencanaan sebelumnya. Begitulah seterusnya sehingga pola itu menjadi semakin membudaya, dibawah bimbingan pemerintah daerah masing-masing.
Komoditas tertentu yang diarahkan untuk pasar ekspor akan mendapat pengasuhan pula.
Dengan tetap menjadikan pertanian sebagai soko-guru perekonomian, diharapkan pertanian akan bangkit. Bangkit pertanian maka bangkitlah bangsa. Pertanian itu juga diproyeksikan akan menyediakan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Dengan penghasilan yang memadai, maka masyarakat pun tidak malu-malu lagi berprofesi sebagai petani.
Bertani itu menyehatkan badan. Enak makan, enak tidur, dan dapat uangnya!
Demikian sekilas Prabowonomics sebagai salah satu Program Kerja Prabowo Subianto dalam rencana memimpin Indonesia Raya ke depan. Bangkit bersama menuju kesetaraan di pergaulan dunia. Mewujudkan kembali harapan masa lalu yang tertunda, yaitu menjadi Macan Asia!
Road to Macan Asia!
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H