Heran, sekelompok Jokowilover mempersoalkan tweet Fachri Hamzah. Entah apa yang aneh dalam tweet itu, tidak jelas. Tetapi kalau melihat komentar-komentar di bawahnya, wawww..., sepertinya mereka itu baru saja melihat ular sanca sebesar batang kalapa, atau tepergok hantu belang menggendong mertua.
Berikut tweet Fachri Hamzah itu:
1. Kalau kita tidak lelah dengan kemunafikan. Jangan-jangan kita juga sudah munafik. #NggakMikir
2. Apakah orang munafik bisa sembuhkan kemunafikan? #NggakMikir
3. Tidak bisa negara ini tanpa pengawasan, mentang2 sekolah asing gak perlu diawasi? (Komnas 4. Anak,2014) #NggakMikir
4. Dulu tidak melanggar HAM, sekarang melanggar HAM. #NggakMikir (sambil mengupload foto duet Mega-Prabowo)
5. Dulu bukan penculik. Sekarang jadi penculik. #NggakMikir (sambil mengupload foto duet Mega-Prabowo)
6. Kemesraan ini. Kesetiaan itu. Telah berlalu. #NggakMikir (sambil mengupload foto duet Mega-Prabowo)
Apanya yang aneh dalam tweet itu? Bukankah semuanya benar?
Nomor 1 sampai nomor 3 bersifat filosofis, kebenarannya tak terbantahkan. Nomor 4 sampai nomor 6 bermuatan politis, terkait dengan situasi kekinian, juga kebenarannya tak terbantahkan. Tak ada yang aneh, menurutku, kecuali bagi orang yang mabuk jengkol, aku tak tahu.
Seumpama tweet seperti ini dipublish oleh Jokowi atau timsesnya, waaooowww...., kubayangkan mereka juga akan berkerubung di bawahnya. Saling memuji, saling menyemangati, saling berkata hebat, mantap, yahuud, oke boss, top, maknyuss, cocok jadi sekjen pbb nih, siapa dulu dong mboknya, tahu rasa dia.......
Politik memang bisa membuat orang menjadi lucu.
Selamat berpolitik!
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H