Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dulu Cicak Lawan Buaya, Sekarang Cicak Doyan Lubang Buaya

1 Maret 2014   18:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang tanding antara cicak melawan buaya tempohari masih segar dalam ingatan. Ketika itu penonton turun ke lapangan, membantu cicak, mengabaikan sportifitas. Pertandingan dihentikan tanpa ada pemenang. Yang jelas uang Anggodo Rp. 6,5 milyar yang memicu meletusnya kasus itu tetap lenyap. Entah ditilep cicak atau buaya, atau genderuwo. Tetapi sudahlah, capek mulut bicara mengenai itu!

Sekarang ini cicaknya doyan lubang buaya. Tak ada hari tanpa lubang buaya. Sedikit-sedikit, eh, lubang buaya lagi. Tapi, mengenai itu pun, sudahlah. Bikin muak saja membicarakan itu!

Yang bikin gempar sekarang adalah berita dari Jogya, seseorang menembaki kucing dengan pongahnya, memamerkan senapan angin barunya. Ia meng-upload hasil kerjanya itu ke youtube tanpa perasaan bersalah. Tidak dijelaskan apakah orang itu sinting atau punya kelainan jiwa. Rupanya ia tak takut kualat, ia belum mendengar mitos mengenai kucing. Rasakan sendiri nanti!

Lalu ada lagi artikel kawan dari Medan yang meminta Jokowi turun tangan membenahi perlistrikan di Kota Medan. Katanya, menjengkelkan sekali, tiap hari listrik mati sampai tiga kali. Rupanya kawan itu belum tahu itulah bukti kehebatan Meneg BUMN membenahi ekonomi. Itu artinya perekonomian setempat maju pesat. Saking majunya, bisa-bisa PLN bangkrut. Sama halnya Merpati sekarang sudah jadi mummi!

Seorang kawan dari Surabaya, Dahlanis tulen sampai bulu-bulunya, berkata bahwa Meneg BUMN dan Panglima Kumbang-nya sekarang berada di Jepang untuk melihat-lihat kapal raksasa sebesar stadion sepakbola. Barangkali mereka hendak menyeret Gunung Kelud untuk diledakkan di tengah laut. Monggo kerso!

Yang unik adalah pemberitaan mengenai penyekapan pembantu di Bandung, yang melibatkan keluarga jenderal polisi. Ketika Sang Jenderal memberi keterangan pers, mau tak mau penjelasan itu masuk akal juga. Memang agak janggal kejadian itu, puluhan orang disekap sekaligus. Yang bikin miris adalah pengakuan salah satu korban, bahwa selama disekap itu mereka sempatkan berhubungan seks ramai-ramai.

Ah, bermacam-macam ulah manusia!

Intinya, kehidupan ini akan terus berputar dengan segala perilakunya, dengan atau tanpa sekeping manusia di dalamnya. Begono, begini, begunu. Yang penting jaga diri sendiri dan keluarga, dan tetap semangat. Jangan lupa bekerja mencari nafkah, menyambut rejeki langsung dari tangan Tuhan. Kalau soal pemberitaan itu, adakalanya berita tinggallah berita. Tukang buat berita mengemasnya sedemikian rupa supaya laku dijual. Rupanya ada juga orang yang bisa hidup dengan menjual berita. Mau ditelan semua, muntah sendiri kita-kita!

Serius amat!

Heheheh….

*****

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun