Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bunda Puteri, Oh, Bunda Puteri, Madame Syuga!

11 Oktober 2013   11:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:41 1781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kehadiran wanita misterius di kalangan politisi selalu diawali urusan ‘usap daging ‘ yang bukan suap daging impor. Dari teman ngobrol meningkat menjadi teman berdiskusi, lalu menjadi teman tidur. Makin asyik makin mendalam hubungannya. Dari urusan pribadi merembes ke urusan politik - ‘oh, dirimu begitu berarti bagiku!’ Akhirnya terperangkap. Terlalu tinggi menyamakan Bunda Puteri dengan Pamela Bordes atau Monica Lewinsky, tetapi kesaksian Mentan Suswono dan LHI menggambarkan bahwa Bunda Puteri adalah sosok wanita cantik, pintar, petualang dan pandai merajuk. Ia berani menuntut karena merasa telah berhasil memegang buntut seorang pejabat penting.

Mungkin usianya sekitar 38 atau 40 tahun, dan….. madame syuga (tubuhnya masih lezat).Cerita uang Rp. 40 milyar dikirim melalui Sengmen pun mulai mendapatkan alur. Bunda Puteri meminta jatah sejumlah itu, tak boleh kurang. Dari daging kembali ke daging!

Dalam hal ini, reaksi SBY yang nyaris tak terkendali atas pernyataan LHI merupakan pertanda khusus, bahwa ia merasa terpojok. Begitu kuatirnya ia sampai-sampai memerlukan siaran pers dadakan. Apa boleh buat, bagaimanapun SBY adalah laki-laki biasa yang memiliki ketakutan tersendiri terhadap reaksi sang isteri setiba di rumah. Bahwa Ibu Ani Yudhoyono tidak mengenal Bunda Puteri ini dapat dipercaya hingga 2500 persen!

Bagaimana tidak panik. Bayangkanlah jika seorang laki-laki kembali dari perjalanan jauh, pulang ke rumah pasang tampang capek dan langkah ditegap-tegapkan, berharap sang isteri menyambut dengan hangat, ternyata yang dihadapinya adalah amukan gunung meletus:

“Grrrr, grrrr…., kamu sudah pulang? Aku mau nanya…!”

“Ada apa, to, mami? Kok aneh-aneh begitu…”

“Aneh? Apanya yang aneh? Mana Si Bunda Puteri? Kenalin aku, dong. Kamu ajak dia ke luar negeri, kan? O, makanya kamu bilang aku tak usah ikut. O, begitu rupanya!”

“Sabar, mami, dengarkan dulu. Orang itu cuma keceplosan…!”

“Keceplosan, hah, keceplosan? Bruengsekk kamu, grrr…., plakkk!”

Plokkkk, gludaakkk, jelegerrr….., kruntang!

Piring dan panci mulai beterbangan. Para pengawal panik dan langsung berhamburan, menyelamatkan karir masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun