Nama baj*ngan tengik ini begitu populer belakangan ini di Kompasiana. Bukan karena tulisannya yang hebat, tetapi karena tukang inbox. Mengirimi surat dengan kata-kata kasar adalah spesialisasinya. Mengumpat dengan kata-kata yang lebih keji daripada omongan tikus. Apa dikiranya hanya ia yang bisa berkata-kata kasar? Hua hua hua…, aku juga ahlinya, Neng! Aku bisa membuat matanya langsung juling ketika membaca suratku!
Ayo, bermain-main denganku. Akun kloningan melawan akun kloningan. Kumpulkan semua setan dari neraka. Buatlah kata-kata paling kasar dan paling jorok semampunya. Semalam suntuk, berember-ember. Jangan berhenti, sampai habis pulsa lalu isi lagi, habiskan gajimu untuk mengisi pulsa. Surat-surat itu akan menggeletak langsung kupancung di tempat. Tak sebaris pun aku sudi membacanya!
Curiga boleh, tapi bukan menuduh, boleh bukan? Aku mencurigai seseorang atau dua orang sebagai pemilik akun mesum ini. Seorang perempuan, sepertinya punya hubungan pertemanan denganku. Ia punya akun lama, juga kloningan, tapi sudah lama tidak memosting apa pun. Ia disibukkan oleh ulahnya mengata-ngatai orang. Dan sekarang ia sedang gemetar ketakutan. Takut tertangkap. Memang tak bisa dihindari, sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu terjatuh juga. Karena itu, mari, japri-japrian denganku, supaya lebih mudah aku menjebakmu!
Jangan hanya berani dengan akun terverifikasi semacam milik Bunda Khadijah. Saya sebenarnya menyalahkan Bunda Khadijah karena sudi membaca surat-surat sampah itu. Kalau surat seperti itu datang kepadaku, langsung kucincang di depan pintu. Saya juga menyarankan kepada Bunda Khadijah agar tidak menempuh proses hukum. Bikin pening kepala saja, rugi tenaga dan biaya. Serahkan ia kepadaku, supaya kucaci-maki ia sampai gila!
Jadi, halo Gundik Arab, mari bermain-main denganku!
Berani?
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H