Hari-haru belakangan ini santer terdengar kegelisahan di kubu petahana. Â Adalah Akbar Faisal yang ketika pilpres 2014 bertindak sebagai mentor Jokowi, mengutarakan ketidakpuasannya atas sepak terjang Luhut Binsar Panjaitan.Â
Suatu hal yang sangat logis manakala mereka yang merasa sangat berjasa memenangkan Jokowi pada pilpres lalu, kini seolah tersisih. Sebutlah Akbar Faisal, Maruarar Sirait, Adian Napitupulu, dll.Â
Jika kekuasaan itu diibaratkan ayam panggang bumbu menado, maka yang mendapatkan bagian enak justeru lawan politik. Sedangkan mereka yang berjasa memenangkan persaingan hanya mendapatkan ceker, kulit atau bulunya. Bahkan ada yang cuma dapat kotorannya saja.Â
Ali Mukhtar Ngabalin dahulu adalah rim sukses Prabowo, kini mendapat jabatan mentereng di dekat Jokowi. Mahfud MD yang dulunya menjadi ketua tim pemenangan Prabowo kini mendapat Rp. 100 juta/bulan. Dan Luhut Panjaitan yang cuma berjasa menggelar kampanye hitam di kalangan komunitas Batak, kini malang melintang mengangkangi semua kebijakan negara seolah-olah negara ini milik opungnya atau tulangnya.Â
Tentu saja keadaan ini bikin resah mereka yang belum kebagian paha ayam. Jabatan menteri adalah yang diidamkan. Di tengah merosotnya popularitas Jokowi sekarang ini, kelompok Akbar Faisal wajar kecewa. Mereka berharap dapat jabatan di periode kedua, nantinya.
Tetapi kalau tidak berhasil?Â
Apalagi rekaman video Ali Ngabalin terakhir ini benar-benar kontra produktif. Cara-cara yang sangat kampungan. Persaingan politik itu persaingan merebut simpati massa. Eh, Ngabalin malah bikin ulah yang membuat masyarakat muak.
Tampaknya Jokowi mesti mereposisi timnya ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H