Semoga tulisan ini tidak mengundang cemoohan yang tak bermutu. Jarang-jarang saya menulis, masakan sekali menulis langsung di-bully.
Partai didirikan untuk memuluskan pencapaian cita-cita kebangsaan. Untuk kita Bangsa Indonesia, cita-cita kebangsaannya adalah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 45, serta ikut menjaga perdamaian dunia, bla bla....
Banyak jalan menuju Roma, banyak pula cara mencapai cita-cita kebangsaan itu. Tapi tidak semua jalan harus ditempuh. Karna kalau semua jalan hendak ditempuh, itu artinya tak pernah berangkat. Harus dipilih salah satu cara atau setidaknya penajaman prioritas. Itulah yang disebut platform partai.
Nah, itulah gunanya parpol banyak-banyak. Parpol anu memilih cara anu, partai ono memilih cara ono, parpol inu memilih cara nginu. Tak boleh sama, karena kalau sama mereka gabung saja. Untuk apa banyak parpol kalau sama, bikin repot urusan saja.
Untuk itu idealnya setiap Ketua Umum Parpol mendapatkan mandat untuk merealisasikan platform partai itu. Karena Ketum itulah yang paling piawai. Namanya juga Ketua Umum, penanggungjawab utama, dunia akhirat. Apabila tiba pilpres atau pilkada, Ketum Partai itulah yang maju ke tengah gelanggang.
Tapi parpol kita ini banyak kalkulasinya. Ada parpol cita-citanya menempatkan Ketum jadi wapres. Ada yang bercita-cita jadi menteri saja sudah merasa hebat. Ada yang menjadi petugas partai. Dan lain-lain.
Jadi, hingga saat ini hanya Gerindra yang sepenuhnya mengemban amanat eksistensi sebuah Parpol. Â Ketumnya, Prabowo Subianto, bertekad mewujudkan cita-cita politik partai itu, melalui jalan pengabdian sebagai Presiden RI.
Partai lainnya tak ada yang seperti itu.
Gerindra, maju ......... tetap semangattts...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H