Jawabnya......, bisa!
Asalkan Pemerintah bergerak cepat mengatur segala sesuatu, terutama membuat regulasi pelibatan dunia usaha mewujudkan program swasembada. Umur panen kedelai hanya 100 hari ( 3 bulan), sedangkan tahun 2012 masih tersisa 5 bulan lagi.  Jika dalam bulan ini Pemerintah dan DPR telah selesai membuat UU mengenainya, kemudian bulan depan para pengusaha mulai mengerjakan lahan, maka pada bulan September telah mulai menanam. Lahan-lahan kosong yang banyak terdapat seluruh tanah air sudah berubah menjadi hamparan kebun kedelai. Dan di Bulan Januari tahun depan kita akan menikmati tahu tempe hasil program swasembada kedelai yang hebat dan didukung oleh segenap lapisan masyarakat itu.
Bersamaan dengan itu dilancarkan kampanye nasional untuk menggugah kesadaran semua elemen bangsa membudayakan pertanian. Para petani tradisional segera mempelajari intensifikasi pembudidayaan kedelai, sebagaimana diperkenalkan pengusaha itu. Sehingga jika waktunya nanti para pengusaha diperlukan melakukan terobosan untuk komoditas lain, petani kedelai telah mampu memenuhi kebutuhan kedelai untuk bangsanya!
Bisakah program seperti itu dijalankan?
Mengapa tidak! Tak ada yang mustahil di dunia ini. Semuanya tergantung tekad dan niat! Jangankan lagi berkebun kedelai yang manfaatnya langsung dirasakan dalam kehidupan ini, sedangkan menjelajahi langit dan mengekplorasi perut bumi dilakukan orang, padahal tak jelas apa gunanya!
Kalau soal kalkulasi bisnis, dengan harga jual kedelai Rp. 5000.-/kilogram, itu sudah memadai bagi dunia usaha. Sedangkan harga singkong racun yang hanya Rp. 1500.-/kilogram saja saat ini sudah memberikan keuntungan.
Jadi, bisa swasembada apa tidak? Sesuai pengalaman saya di dunia pertanian, saya menjawab, bisa! Asalkan jangan mengikuti nasihat Sujiwo Tejo, menggairahkan pertanian dengan bermain musik. Berharap biji-biji kedelai akan muncul di pasaran jika terompet dibunyikan, sampai bengkak leher Sujiwo Tejo kedelai itu tak bakan datang. Kacang kedelai hanya bisa dipanggil keluar dari perut bumi dengan berladang!
Tak ada cara lain!
Saya percaya, dunia usaha akan menyambut tantangan ini dengan antusias.
Tergantung cara pemerintah mengkordinasikan semuanya!
*****