Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelajaran Penting Dari Sidomulyo, Lampung Selatan

3 Mei 2012   07:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13360289681527181961

Manusia bekerja, berolahraga, berkelompok, berlomba-lomba mengisi kehidupan. Sesungguhnya perlombaan itu merupakan fitrah manusia, tanda adanya gairah kehidupan, setiap orang bersaing menyongsong masa depan yang ceria. Namun adakalanya persaingan menimbulkan gesekan. Sebagaimana bunyi pepatah, rambut seikatan itulah yang kusut dan telor sepetarangan itulah yang saling beradu. Akan tetapi rambut yang kusutdapat diluruskan dan telur sepetarangan tak boleh saling melukai. Dunia akan tenteram dengan persaudaraan. Tak bisa tidak!

Di sisi lain, manusia selalu membutuhkan komunitas, komunitas membutuhkan pemimpin, formal atau informal.Ialah pemimpin yang tahu cara merapikan rambut kusut dan tahu cara mengamankan telur sampai menetas. Tanpa pemimpin yang berkualitas, rumah perdamaian itu akan terasa jauh meskipun sesungguhnya tepat di depan mata.

Dalam realitas sosial sehari-hari, manakala timbul perselisihan antar kelompok di tengah masyarakat, kita menginginkan pemimpinyang mengayomi semua pihak, yang amanah, segera hadir tepat pada waktunya.

Begitulah yang terjadi di Sidomulyo, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu. Hanya karena persoalan tukang ojek, dua pemuda bersitegang. Dari adu urat leher meningkat menjadi adu buku tangan, lalu hantam-hantaman. Dari satu lawan satu menjadi dua lawan dua, lalu sepuluh lawan sepuluh. Karena pemimpin terlambat datang eskalasinya meningkat menjadiseratus lawan seratus, akhirnya menjadi sekampung lawan sekampung. Namanya pun menjelma menjadi perang antar kampung!

Rumah-rumah dibakar,sapi dan kambing dipukuli, ayam dan bebek menghambur tak karuan.Satu rumah, dua rumah, berpuluh-puluh rumah. Mungkin mereka merasa dirinya keturunan bangsa yang kaya raya sehingga rumah-rumah dapat diremukkan dan didirikan dalam semalam saja.Begitu mudahnya manusia memusnahkan apa yang telah dibangun saudaranya seumur hidup!

Pasukan Brimob datang, mengokang senjata lalu menembakilangit, tapi amuk massa tak juga mereda. Kapolda Lampung datang bersama Kapolres-nya,mencari siasat untuk menjinakkan tokoh-tokoh masyarakat yang berbaur di tengah lautan massa. Memang tidak mudah. Salah sedikit dalam berucap, bisa-bisa tombak dan golok massa menuju ke arah mereka. Bukan sekali-dua kekonyolan semacam ini terjadi.

[caption id="attachment_178974" align="aligncenter" width="362" caption="Kolonel Czi. Amalsyah Tarmizi bersama Isteri Nyonya Riffi Amalsyah, Cagub Lampung 2013-2018. (Sumber photo repro Harian Radar Lampung)"][/caption]

Dimana Pak Tentara?Hei, dimana Pak Tentara?

Ada! Mereka menunggu perintah. Reformasi mengamanatkan bahwa Prajurit TNI tidak dibenarkan ikut menangani kerusuhan sosial jika polisi masih mampu menanganinya. Ketentuan itu sudah merupakan amanat undang-undang. Tanpa bermaksud meremehkan kemampuan polisi - begitulah keadaan di Tugumulyo itu - pada akhirnya polisi meminta bantuan , dan keadaannya boleh dikatakan sudah sangat terlambat.

Komandan tentara itu, dengan perawakannya yang kecil untuk ukuran rata-rata, melesat keluar dari mobilnya langsung menerobos kerumunan massa. Tombak dan golok yang berseliweran seolah-olah dianggapnya ranting kecil saja. Bak seorang yang kebal terhadap senjata tajam, ia menghardik siapa saja yang ditemuinya dalam rangka mencari orang yang boleh dianggap sebagai pentolan kerusuhan.Soal kenekatannya menantang bahaya, hm…., bolehlah!

Kepada tokoh massa yang berhasil ditemuinya, ia berkata dengan kasar dalam Bahasa Lampung : “Tarik massa-mudari sini atau kubunuh kau! Sekarang!”

Kata orang-orang yang mendengar, suara itu begitu menonjol di tengah riuh rendah pekik manusia. Semua orang terkejut karenanya.Alhasil, sifat kesetanan manusia tiba-tiba tersadar. Bukan api melawan api, tetapi api kecil melawan runtuhan gunung es. “Kalau kalian mau berperang, lawan aku. Aku jagonya perang di Lampung ini. Pergi kalian, semua!”

Sepasukan tentara kemudianbergabung. Memadamkan api yang bisa dipadamkan, menyelamatkan yang bisa diselamatkan. Sebagian mereka yang tadinya ikut membakar lalu ikut memadamkan api. Seorang perempuan tua berhasil diselamatkan oleh regu tentara dari amukan api.

Begitulah kejadiannya.

Menjelang sore, setelah menyelesaikan serangkaian pembicaraan dengan pihak kepolisian tentang penanganan kerusuhan ini dari segi hukum, Komandan Tentara itu pun meninggalkan lokasi kejadian untuk kembali ke markasnya di Kota Bandarlampung. Sebagian anakbuahnya tetap tinggal di tempat untuk menangani ekor kerusuhan dan mengawal situasi kondusif yang telah tecipta.

Komandan Tentara itu adalah Kol. Czi. Amalsyah Tarmizi, Danrem Lampung saat ini. Semoga beliau mendapat kesempatan untuk memimpin Propinsi Lampung menuju masa depan yang lebih cerah. Beliau berencana, jikan Tuhan mengiinkan,  akan mengikuti Pilkada Gubernur Lampung pada 2013 mendatang.

Semoga Sang Bumi Ruwa Jurai menjadi propinsi yang aman, dengan pemimpin yang amanah.  Sebab keamanan akan memberi kesempatan masyarakat untuk beramal, yakni berbuat kebajikan. Semuanya akan tercapai jika pemimpin benar-benar amanah, yaitu menyediakan diri memikul tanggungjawab kepemimpinan, di hadapan hukum manusia maupun hukum Tuhan.

Catatan Akhir:

Kerusuhan Sidomulyo mengakibatkan kerugian materil yang luar biasa besarnya untuk ukuran warga kampung, yaitu ratusan rumah musnah dilalap api. Akan tetapi tak ada satu pun korban jiwa, sehingga peristiwa ini tidak menimbulkan dendam silih berganti.

Ini bukan kampanye, sebab musim kampanye belum dimulai.Sedangkan saya hanyalah orang jauh yang tak berhak ikut memilih. Ini hanya pengharapan yang terbaik untuk saudara-saudara kita di Lampung sana. Maju-lah Lampung Sai dalam kebesaran nama NKRI!

Salam hormat Kompasiana!

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun