Barusan saya dari kabar mengejutkan dari orang tua Nafis Laiz Azzam, pejuang Atresia Bilier asal Helvetia, Deli Serdang - Sumatera Utara
[caption caption="Pejuang Atresia Bilier asal Deli Serdang - Sumatera Utara , Nafis Laiz Azzam"][/caption]
Kedua orang tua Nafis bercerita bagaimana Camat Labuhan Deli, Kepala Puskesmas Labuhan Deli dan Direktur Rumah Sakit Daerah Lubuk Pakam memperlakukan mereka !
Sebagai warga negara seharusnya mereka mendapat perhatian dan pelayanan yang baik dari aparat pemerintah. Apalagi anak mereka saat ini menderita penyakit yang cukup berat. Tidak ada solusi bagi kesembuhan anak mereka selain cangkok hati.
Tidak mudah bagi mereka memperjuangkan hal itu. Cangkok Hati termasuk tindakan medis yg sangat mahal !
Dibutuhkan sedikitnya 1 Milyar rupiah agar prosedur yg memakan waktu belasan jam itu bisa terlaksana.
Upaya persiapan menuju cangkok hati juga sangat sulit. Penderita Atresia Bilier yg umumnya adalah bayi harus mengkonsumsi susu khusus yg harganya tidak murah, yaitu 250 ribu / kalengnya. Setiap bulannya Nafis membutuhkan sedikitnya 12 kaleng. Sebagai buruh pabrik, ortu nafis tentu mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan susu tersebut.
Kembali lagi ke point diatas, dimana peran pemerintah ?? Kemana bupati , camat dan puskesmas ??
Ketika itu saya tanyakan kepada kedua orang tua nafis, sumpah...saya terkejut. Pengen marah tapi gak bisa !!
Ya, gak bisa saya marah...
karena setiap 2 minggu, mobil dinas pak camat dan ambulance puskesmas dipake untuk mengantarkan nafis kontrol ke RS Adam Malik. Mereka gak perlu pusing lagi memikirkan biaya transportasi dari Helvetia ke RS Adam Malik yang jaraknya cukup jauh.