Mohon tunggu...
Tengku Adri
Tengku Adri Mohon Tunggu... wiraswasta -

PEDULI ATRESIA BILIER

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Orang Pintar ??

31 Mei 2011   17:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:00 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud)"

"Bro, udah di buat CV nya ?", tanyaku pada seorang rekan bisnis. "Sabar bro, blum dapat nama yang bagus" katanya melalui telepon seluler yang belakangan ini sering mengantarkan suara yang tidak jelas karena padat nya jaringan mereka. Ooo, dia masih mikir nama perusahaan yang keren pikirku. "Ya jangan lama-lama ya bro, soalnya beberapa bulan ke depan sudah mulai ada tender nih" sambut ku. "Sabar la bro, ini lagi di cari nama yang bagus sama Mbah Menyan, biar bagus juga rezeki kita nanti" imbuh rekan ku di seberang pulau sana.

Terhenyak, termangu aku sejenak. Urusan nama perusahaan aja harus minta petunjuk dari Mbah Menyan ? Hari giniiiii... ?? "Kok gitu bro ?" tanya ku dengan penuh heran. "Udah lah gak usah banyak tanya, pokoknya kita tunggu aja nama yang baik dari Mbah Menyan. Malam Rabu ini dia dzikirkan, Insya Allah minggu depan kalo dah dapat nama nya, kita ke notaris" Si Bro menjelaskan dengan penuh keyakinan, kemudian dia menutup percakapan kami dengan mengucap salam.

Aku yang hanya lulusan semester dua dari salah satu PTN di Medan ini masih termangu. Ku rebahkan tubuh yang tidak langsing ini ke sofa murahan berbalut plastik oscar namun empuk guna melepas lelah. Lelah akibat aktifitas seharian mencari Ridho Allah di dalam lembaran rupiah yang tak pernah hadir secara massal. Lelah akibat harus berfikir, kenapa banyak sekali orang yang kecanduan 'orang pintar' ? Bahkan mereka yang benar-benar pintar, atau ku pikir pintar, masih saja mencari 'orang pintar' ?  Melancong kemana kepintaran mereka saat berhadapan dengan para 'orang pintar' itu ? Pelesiran kemana kemampuan mereka menganalisa masalah secara logis dan ilmiah saat berhadapan dengan 'orang pintar' itu ? Sembunyikah sederetan panjang gelar mereka yang diperoleh dengan perjuangan panjang itu saat 'ziarah' ke 'orang pintar' ? Lupakah mereka, bahwa hanya Pegadaian yang menyelesaikan masalah tanpa masalah ? (hehehe) bukan orang pintar a.k.a praktisi supranatural a.k.a dukun a.k.a ahli nujum a.k.a paranormal !!

Bahwa Pegadaian tidak menerima Iman untuk di jaminkan, itu pasti!. Tapi sang dukun bukan hanya menerima Iman sebagai jaminan, tapi mereka paksa keimanan sebagai jaminan. Tak sadarkah mereka saat mendatangi para dukun dan mempercayai apa yang mereka katakan, saat itu juga keimanan sudah Tergadaikan !!

Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun