Mohon tunggu...
arya Salofa
arya Salofa Mohon Tunggu... Administrasi - digital marketing Spesialist

saya seorang digital marketer dan saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Hard Selling untuk Mencapai Target Penjualan

31 Oktober 2024   10:04 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:28 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andi bekerja sebagai sales eksekutif di perusahaan elektronik yang spesialis dalam penjualan produk premium seperti televisi pintar, kulkas berteknologi tinggi, dan mesin cuci otomatis. Tugas ini mengharuskan Andi untuk mencapai target penjualan bulanan yang ketat. Dalam situasi persaingan yang semakin sengit, Andi menyadari bahwa ia perlu menerapkan strategi pemasaran yang agresif untuk menarik perhatian pelanggan. Maka, dia memutuskan untuk menerapkan strategi hard selling untuk memastikan targetnya tercapai tepat waktu. 

Menawarkan Diskon Besar-besaran dan Penawaran Terbatas

Di minggu pertama bulan tersebut, Andi mendapat kabar bahwa perusahaan sedang menawarkan diskon 25% untuk beberapa produk terbaiknya. Ini adalah peluang emas untuk menarik perhatian calon pembeli. Andi memulai strategi dengan menampilkan iklan yang mencolok, mengumumkan bahwa ada diskon besar untuk produk-produk tertentu, namun hanya untuk waktu terbatas. Ketika berbicara dengan pelanggan, Andi segera menjelaskan bahwa promo ini tidak akan berlangsung lama. "Promo berlaku sampai akhir minggu. Jika terlewatkan, harga akan normal kembali," kata Andi dengan antusias. Beberapa konsumen menunjukkan minat namun masih meragukan. Melihat ini, Andi memperkuat argumennya dengan menambahkan bahwa stok produk tertentu mungkin tidak akan tersedia lagi jika mereka menunda.

Dengan cara ini, Andi berhasil membangun rasa urgensi yang membuat beberapa pelanggan akhirnya memutuskan membeli. Mereka merasa perlu bertindak segera agar tidak kehilangan kesempatan.
Menggunakan Demo Produk Langsung untuk Memastikan Pelanggan
Andi juga menyadari bahwa banyak pelanggan perlu diyakinkan lebih lanjut. Oleh karena itu, ia sering melakukan demonstrasi langsung di toko. Dia menampilkan cara setiap fitur bekerja dengan detail, khususnya untuk produk-produk yang lebih advanced, seperti televisi pintar dengan kualitas gambar super jernih dan kulkas pintar yang dapat mengatur suhu sesuai kebutuhan.
 "Lihat ini, Bu," ujar Andi sambil menunjukkan layar televisi pintar yang sedang menampilkan gambar berkualitas tinggi. "Dengan layar ini, kalian dapat merasakan sensasi menonton seperti di bioskop, tetapi dari kenyamanan rumah!"

Ia terus menjelaskan fitur dan keunggulan produk tanpa memberikan pelanggan waktu untuk berpikir panjang. Dengan menampilkan semua keunggulan produk secara langsung, Andi berharap pelanggan tidak akan ragu lagi dan segera mengambil keputusan pembelian.

Mengatasi Keberatan dengan Penawaran Tambahan

Namun, tidak semua pelanggan dapat yakin secara langsung. Sebagian dari mereka masih meragukan harga produk yang dianggap terlalu tinggi. Untuk menangani keberatan ini, Andi menggunakan metode hard selling lainnya, yaitu memberikan bonus tambahan untuk meningkatkan daya tarik produk. Misalnya, jika pelanggan tertarik dengan televisi pintar tetapi ragu karena harganya, Andi segera menawarkan, "Jika anda membeli hari ini, saya bisa menambahkan garansi tambahan selama satu tahun tanpa biaya tambahan! Dengan begitu, anda akan merasa lebih tenang dan tidak perlu khawatir jika terjadi kerusakan dalam jangka waktu yang lama." Dengan memberikan tambahan seperti garansi ekstra atau aksesoris gratis, Andi berhasil mengatasi keraguan pelanggan yang awalnya keberatan dengan harga. Mereka merasa bahwa penawaran tersebut menambah nilai dari pembelian.

Menyediakan Program Cicilan dengan Tingkat Bunga yang Rendah

Karena beberapa produk yang dijual memiliki harga yang tinggi, Andi sering menghadapi keluhan terkait kemampuan keuangan pelanggan. Oleh karena itu, ia mengumumkan bahwa perusahaan juga menawarkan program pembayaran dicicil dengan bunga yang rendah, sehingga pelanggan dapat membeli produk impian tanpa perlu membayar sejumlah besar uang sekaligus. Andi menyatakan, "Jika Anda merasa harga ini terlalu tinggi, jangan khawatir. Kami menawarkan program cicilan yang sangat terjangkau, bahkan hanya Rp200 ribu per bulan untuk produk ini. Benar sekali! Jadi, Ibu bisa membawa pulang produk ini hari ini tanpa menunggu lagi! Andi menyadari memberikan opsi cicilan bisa membantu pelanggan mengatasi hambatan finansial sambil memberikan solusi cepat. Sebagai hasilnya, beragam konsumen yang tadinya ragu karena masalah harga, akhirnya sepakat untuk membeli dengan skema pembayaran mencicil yang ditawarkan oleh Andi.

Memberikan Tekanan Akhir untuk Menjamin Pembelian

Pada akhir setiap diskusi, Andi selalu memberikan dorongan terakhir untuk meyakinkan pelanggan. Biasanya, ia menyatakan bahwa produk sangat dicari sehingga stok bisa habis kapan saja.
"Ini produk populer, lo, Pak. Persediaan kami telah mulai menipis, kemungkinan minggu depan akan habis. Jika Anda menunggu, besar kemungkinan Anda harus menunggu lama untuk restock," ungkapnya.
Dengan perkataan ini, Andi ingin menekankan kalau pelanggan perlu segera mengambil keputusan, agar tidak kehabisan produk yang diinginkan. Tekanan lembut ini sering kali cukup efektif, dan pelanggan pun memutuskan untuk membeli produk tersebut.

Hasil Akhir: Target Tercapai dengan Teknik Penjualan Keras

Berbekal pelbagai teknik penjualan keras ini, Andi berhasil mencapai target penjualannya. Pada akhir bulan, dia merasa puas dengan hasil usahanya. Dia sukses menjual banyak produk dan menerima bonus dari perusahaan. Walaupun sebagian pelanggan bisa merasa terdorong untuk berbelanja, Andi sadar bahwa strategi ini bermanfaat untuk mencapai tujuan dengan cepat, terutama bagi pelanggan yang sudah tertarik tetapi memerlukan dorongan tambahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun