Mohon tunggu...
Tendi Rahmat
Tendi Rahmat Mohon Tunggu... -

JIka ada yang bertanya siapa Kepala Dinas Percetakan dan Penerbitan di Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya, sebut saja namaku, Tendi.\r\n\r\nMenulis ala kadarnya, tujuh bulan sekali. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tinta Hijau Bupati

26 September 2012   14:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:38 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi kawan yang sering mengajukan proposal ke kabupaten, mungkin tidak asing dengan istilah di “hejoan”. mereka para pemangku proposal akan senyum tersimpul senang kegirangan jika sekpri mengatakan permohonannya sudah dihejoan. Artinya di ceklis dan di ttd oleh bupati dengan menggunakan bolpoint warna hijau untuk di teruskan, diproses atau dimasukan ke dalam program tahun depan, intinya kata “cair” saat itu juga mulai terngiang di telinga.

Di lingkungan Pemda Tasikmalaya, mungkin bupati satu-satunya yang menggunakan bolpoint dengan tinta warna hijau, setau saya wakil bupati dan sekda memakai warna biru. Cmiiw,

Hejo bukan saja sebuah warna pulpen, tapi menjadi sebuah kesakralan jika di gunakan oleh bupati, lain halnya dengan saya  yang mau gaya-gayaan memakai bolpoint yang sama persis dengan bupati. untuk sekedar tanda tangan nota, atau mengkoreksi typografi design. Hmmmm…. Keren juga merasakan sensasi menggunakan tinta hijau apalahi jika ada pns yang melihatnya… “hadeeeeeh bupati” katanya menyindir. Gubrakkkkkkk….

Hal itu terus berlanjut hingga beberapa minggu, sampai tiba-tiba seorang ketua merangkap tim audit BPK (Badan Pengurus Kerumahtanggaan) alias sang istri, memberi surat peringatan akan hamburnya penggunakan bolpoint warna hijau. Berkas nota pembelian yang di simpan oleh bagian keuangan saya di meja yang terkunci, digeledah di packing dalam kardus warna kuning di segel dan di boyong ke kantor Pusat BPK, di audit semalaman, di beri direct warning malam itu juga. Terjadi penghamburan anggaran yang tidak semestinya, tidak memperhatikan opsi kelayakan, dan sampai akhirnya Surat Perintah Pemberhentian penggunaan tinta hijau bagi saya turun malam itu juga, tidak lewat surat, telepon ataupun sms.  Terhitung mulai bangun pagi sampai seterusnya stop penggunakan tinta hijau bagi saya. Huffttt….. :-(

Finally, mulai saat itu juga saya berhenti memaka tinta hijau-nya bupati sebagai bentuk tunduk dan patuh pada perintah BPK nya sang istri, demi mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) biar seperti jokowi, trends, diganti dengan bolpoint jayko warna hitam yang harganya murah dan lebih lama umurnya. Tapi jika sobat ingin merasakan sensasi menggunakan tinta hijau, coba saja. Harga nya sekitar 15.000 – 17.000 per pcs di toko buku aa atau gramedia.

Selamat mencoba ya. :-)

ini cerita di kabupaten saya ya, mungkin berbeda dan tidak berlaku  kabupaten lainnya"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun