Mohon tunggu...
Tendi Rahmat
Tendi Rahmat Mohon Tunggu... -

JIka ada yang bertanya siapa Kepala Dinas Percetakan dan Penerbitan di Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya, sebut saja namaku, Tendi.\r\n\r\nMenulis ala kadarnya, tujuh bulan sekali. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maaf, Saya Dekat dengan Bupati...

24 April 2012   09:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu malam tepat selepas magrib selagi menunggu isya, di handset c3 nokia saya yg lumayan bandel dan bukan android ini, terlihat panggilan telepon dari nomor yang asing bagi saya. Hmm, hampir saja tidak saya angkat, hampir saja saya berfikir saya sedang diburu informasi sebagai saksi atau di konfrontasi oleh sebuah oknum wartawan lokal yang surat kabarnya dicetak di tempat saya. Untung saja saya bukan seorang pejabat dan untung saja saya tidak tersandung suatu kasus. Saya angkat saja telpon tersebut walau tidak ada namanya, kalau salah sambung ya tinggal dijelasin, Maaf Pak/Bu ini sama percetakan yang biasa bikin baligo atau kartu undangan, sekaligus promosi saja. Pikir saya.

Ternyata telpon tersebut dari sesorang yang mengaku bernama Bapak A, dia menanyakan “apakah saya temennya bupati dan saya iya kan saja karena memang benar bupati yang menjabat di kabupaten saya ini adalah temen saya. Dia A “kawan baru” saya ini berasal dari Kota Bandung mengaku sebagai Ketua sebuah LSM Besar Tingkat Provinsi, oh saya kira ketua besar lagi main ke tingkat lokal nih. haha.

setelah lama bersilaturahmi tanya kabar sana-sini dan saling berpanca-kaki dan ngalor-ngidul ngobrol tanya kenal gak sama bapak ini sama bapak itu, sama pejabat ini sama pejabat itu, ohh dia kan temen satu kampuslah, satu SMA lah, satu TK lah, entah dimana, kagak paham. Padahal saya ini sebenarnya gak lulus kuliah, bukan di SMA tapi STM juga bukan bukan di SD tapi di MI dan tidak masuk ke TK dulu karena waktu itu belum ada TK.lebay pisan,...

Finally... setelah sekian menit sowan sosok aslinya muncul juga, rupanya sang kawan baru ini ujung-ujungnya minta di loloskan agar PT jagoannya dikenalkan ke bupati, direstui, diarahkan dan dikawal agar lolos verifikasi dan “dikondisikan” agar terpilih menjadi pemenang tender pengadaan Alat-alat Kesehatan di Kabupaten saya, hmm....maksudnya di kabupaten tempat temen saya jadi bupati. Soal lain-lainnya bisa diatur dan bisa di kondisikan juga, biaya entertennya juga bisa segera disiapkan dan dibayar dimuka, tegasnya. Rupanya mungkin kawan baru saya ini mungkin saja mendengar desas desus saya dekat dengan bupati, saya ikut mengatur tender, saya ikut memutasi, ikut meloloskan cpns dan seterusnya. Huffttt, tidak kawan. Itu bukan saya, bukan kerjaan saya, bukan prinsip hidup saya. Logika kita tidak sama kawan.

“Besar Pak Haji”, lanjutnya, walapun sebenarnya saya ini belum pernah menunaikan ibadah haji, saya amin saja.7 MILYAR , komisinya juga segitu persen sekian rupiah bla-bla-bla. belum tau rupanya kawan baru saya ini, kalau uang sebanyak itu belum pernah saya lihat seumur hidup saya.

Sampai akhirnya dia menawarkan pembagian komisi 5% dibagi dengan saya, dengan kawannya dia, kawannya kawan dia dan kawannya kawan kawan kawannya dia. Saya tersenyum saja,..... dan itu tetap tidak membuat saya tertarik, walapun jujur saja saya akui akhir-akhir ini sering membayangkan membeli Toyota New Alparh warna putih atau Pajero Dakar warna putih untuk mengganti kendaaraan matik mio yang warnanya putih juga, yang BPKB nya saja masih ditahan karena belum genap 3 tahun. Fyi, sebelumnya saya pakai mocin.


Saya jawab ok sambil berpesan “saya bantu malam ini, saya mau tidur dulu ya.......”

hore,.... rupanya dia bersorak setengah gila karena mungkin langsung membayangkan komisi dia sendiri yang seperti gunung es kutub utara akan segera mencair dan dia layak mendapat pujian dari direktur PT yang dia bawa. Mungkin saja dia akan segera menelpon bosnya itu sambil menceritakan telah berhasil masuk ke lingkaran satu. Sip sip sip. Terima kasih banyak katanya, sambil titip pesan no rek bca saya agar di smskan ke bapak A ini dan hmmmmloe gue end, telp ditutup.

Saya tersenyum sambil berkontemplasi. Tidak begitu kawan, saya tidak senaif itu membantu mencairkan komisi sebesar 5% yang telah dijanjikan pada anda kawan, dan saya tidak senekat itu menjual ketenangan dengan membeli kecemasan, menjual surga dengan membeli neraka.

Ya... kawan, saya memang mau membantu, saya memang dekat dengan bupati, tapi saya lebih dekat dengan Tuhan. Tentu saja saya bantu anda, saya bantu do’akan malam ini sehabis salat malam semoga PT yang kawan jagokan bisa menang. Amiin. Dan maaf saya dekat dengan bupati tapi tidak bisa menyampaikan hal begini. Saya bantu do’a saja, saya bantu ceritakan ini sama Tuhan, Dia lebih Maha Tahu mana yang harus menang tender 7M mana yang harus kalah. Jika Bos Kawan menang ucapkan Alhamdulillah tapi jangan kirim sesuatu buat saya, sesuatu buat syahrini saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun