Mohon tunggu...
Sabda13
Sabda13 Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tertutup | Mahasiswa

Tulisan yang dibuat bukanlah kebenaran mutlak. Hanya berupa sudut pandang penulis yang masih belajar. Oleh karena itu sangat terbuka pada diskusi terhadap kesalahan yang dibuat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia, Negara Demokrasi Tanpa Pendidikan Politik?

24 Oktober 2019   17:02 Diperbarui: 24 Oktober 2019   17:17 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suara rakyat Indonesia, sumber: regional.kompas.com

Setelah puas dalam menulis terpilihnya Jokowi kedua kalinya. Sekarang banyak sekali tulisan yang menganalisa kabinet Jokowi jilid II. Ada yang bersifat positif dan negatif. Atau mereka menulis sekedar untuk berpartisipasi terhadap penutupan pesta demokrasi di tahun 2019.

Negara kita demokrasi, pemerintahan bukanlah di atas segalanya. Tapi suara rakyat yang menentukan. Semuanya berhak untuk memberi kritik, tidak peduli benar atau salah. Yang penting bersuara.

Suatu kebanggaan ketika melihat rakyat Indonesia sangat mengikuti dan mengamati alur politik di negaranya. Mereka juga paham betul dengan kondisi Indonesia sebagai negara demokrasi, rakyat adalah pengendali kerja pemerintah. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, tua atau muda, berpendidikan ataupun tidak, tinggal di desa atau di kota. Semua mengambil perannya.

Kali pertama yang menjadi memori Indonesia di pesta politik 2019 adalah kritikan terhadap karancuan perhitungan suara pilpres KPU. Ditambah ratusan petugas KPU yang tiba-tiba meninggal tanpa sebab yang jelas dan menjadi aib bagi Indonesia disaat sebuah sumber berita Internasional memberitakannya. 

Ramai sekali bentrokan, dari kubu Jokowi, Prabowo atau kelompok khusus pembenci Jokowi. Mereka sangat kuat dengan prinsip masing-masing, sehingga tidak terlihat mana benar dan salah bagi mereka yang netral.

Di tengah itu, demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa terjadi di hampir seluruh Indonesia. Mereka menolak berbagai RUU yang diajukan oleh DPR dimasa akhir jabatannya.

Lanjut kedua, para kontra-Jokowi semakin memanas dengan terpilihnya Jokowi untuk kedua kalinya. Banyak konspirasi negatif dibalik itu. Lalu terpilihnya Puan Maharani sebagai ketua wanita pertama DPR yang diindikasi ada hubungannya dengan tujuan Megawati dibalik punggung Jokowi. Dan saat ini, analisa berganti tema kepada menteri-menteri di kabinet jilid II Jokowi.

Bukan suatu kesalahan besar ketika rakyat Indonesia aktif menyuarakan pemikirannya. Hanya saja, ada yang mengganjal penulis, sudah pahamkah rakyat Indonesia dengan apa itu demokrasi? Apa itu politik? Apa saja intilah dalam politik? Bagaimana peran seorang rakyat dalam menanggapi pemerintahan? Apakah Indonesia negara demokrasi seperti Amerika Serikat yang bebas atau demokrasi hukum?

Saya yakin, banyak dari rakyat Indonesia yang masih belum paham dengan politik dan atek-ateknya. Ada hal yang menggelikan di saat seorang demonstran berteriak menolak RUU, namun dia sendiri belum baca secara lengkap RUU. Hanya sekadar ikut-ikutan sebagai solidaritas atau gengsi pemuda. Atau tahu informasi mengenai RUU, tapi lewat mulut ke mulut. Yang memalukan, dari mereka yang tidak paham justru membuat kerusakan terhadap fasilitas.

Tulisan-tulisan kritikan mengenai Jokowi juga pasti banyak yang hanya sekadar opini tanpa ilmu. Mungkin juga mereka mengambil dari tulisan orang lain yang tidak jelas digunakan sebagai sumber mengkritik. Dan tulisan tersebut mampu mempengaruhi mereka yang ingin tahu tentang negaranya, tapi tidak punya dasar yang kuat. Sehingga banyak sekali kritikan tidak bermutu bertebaran di kehidupan sosial.

Sebagai negara hukum, pendidikan mengenai politik di sekolah wajib masih terlewatkan untuk dievaluasi. Justru pendidikan politik inilah pegangan inti bagi negara yang menganut sistem demokrasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun