Mohon tunggu...
Sabda13
Sabda13 Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tertutup | Mahasiswa

Tulisan yang dibuat bukanlah kebenaran mutlak. Hanya berupa sudut pandang penulis yang masih belajar. Oleh karena itu sangat terbuka pada diskusi terhadap kesalahan yang dibuat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Feminisme | Mengangkat Isu Wanita dalam HI Islam

24 Oktober 2019   06:17 Diperbarui: 24 Oktober 2019   06:58 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita Tunisia, sumber : jurnas.com

Isu feminisme telah lama terangkat sebagai permasalahan sosial. Selama sejarah, perbedaan dan persamaan gender bukanlah kosakata baru yang dibahas bagi masyarakat. 

Secara umum, mereka hanya mengenal bahwa perempuan memang terlahir dibawah derajat laki-laki dan tak pernah ada penolakan dari kaum perempuan. Hingga terlahirlah sebuah pergerakan dinamakan feminisme yang membawa nama gender sebagai sebuah pemberontakan atas sejarah penderitaan perempuan.

Hal itu juga tertulis dalam sejarah islam, sebelum datang ajaran Nabi Muhammad , kaum perempuan di Makkah mendapatkan beberapa kesenjangan terhadap laki-laki. Seakan-akan Tuhan menciptakan hak laki-laki lebih banyak atas perempuan. 

Sebagai contoh, seorang ayah diperbolehkan mengubur hidup-hidup bayinya jika ia terlahir sebagai perempuan. Pada tradisinya, perempuan dianggap sebagai aib dan hanya akan menjadi penggoda kaum laki-laki kelak ketika dewasa. 

Sebenarnya hampir semua sejarah, mempunyai garis bawah ketidakadilan bagi kaum perempuan. Alasan inilah yang menyebabkan gerakan feminisme tidak terbatas oleh urusan dalam garis regional ataupun ideologi tapi menyeluruh untuk semua kalangan.

Sampai hari inipun gerakan feminisme masih menyeruak untuk didengarkan. Hanya saja apa yang mereka canangkan bertolak belakang dengan syariat islam sehingga banyak kaum muslimah meremehkan gerakan ini. 

Padahal banyak pula muslimah yang juga masuk dalam gerakan feminisme ini dengan dalil sebagai modernitas kaum perempuan. Bukan berarti kaum muslimah yang ikut itu menginginkan pengakuan atas laki-laki. Banyaknya tuntutan hidup itulah yang mendorong perempuan untuk ikut turut dalam masyarakat global.

Jika kita berfikir lebih terbuka, kaum muslimah bisa memanfaatkan gerakan feminisme ini sebagai senjata untuk mengangkat peradaban islam secara umum. Tak berarti dukungan ini akibat dari pemikiran yang liberal dan sekuler. 

Hanya ikut-ikutan gerakan yang dibesarkan oleh peradaban barat dan lupa dengan syariat islam yang sebenarnya sudah menempatkan perempuan dengan mulia.

Dengan masuknya seorang muslimah yang mengerti syariah dalam gerakan feminisme. Mereka bisa saja mengangkat problematika hijab dikalangan kaum sekuler dalam ranah internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun