Sejenak, ketika aku duduk di seuah batang pohon yang telah tumbang itu, aku bertemu dengan seorang anak kecil yang wajahnya sangat ceria dan menggemaskan. Ia bilang padaku namanya adalah Rini. Ku lihat ia tidak punya teman, lantas dengan kondisiku yang sedang tidak melakukan apa-apa aku mencoba melibatkan diri, ikut bermain dengannya.
"Rini, apa kamu main sesuatu?" Tanyaku pada bocah perempuan itu. Ia menoleh padaku. Matanya terlihat berwarna kecoklatan dan tentu saja terlihat sangat cantik. Rini mengangguk, tapi kemudian ia berkata,
"Jangan lari-larian, kak. Aku sudah capek lari-larian seharian." Ia lalu duduk sambil meluruskan kedua kakinya. Aku mendekati Rini dan duduk sebelahnya.
"Lalu, kamu mau main apa?" tanyaku lagi. aku menatap ke arahnya. kali ini ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Aha, aku punya ide, kak," Katanya. "Bagaimana kalau kita ke padang ilalang? di belakang masjid itu ada padang ilalang yang luaaaaaasss banget." Ia berkata dengan penuh semangat. Tangannya direntangkan lebar-lebar, mencoba mendeskripsikan padang ilalang yang dimaksud.
"Baiklah, mari kita ke sana." Aku bergegas berdiri, namun ia masih duduk.
"Loh, katanya mau ke padang ilalang?" tanyaku.
Ia menoleh seakan-akan berharap sesuatu. "Kak, boleh minta gendong?"
"Tentu saja, boleh."Â
Singkat cerita, kami sampai di padang ilalang. Seperti yang dikatakan Rini, tempatnya memang di belakang masjid. Padang ini jika diperhatikan memang luas.Â