Mohon tunggu...
Aprizal Junaidi
Aprizal Junaidi Mohon Tunggu... ASN -

Menyukai Semua Hal Tentang Laut, dan Berupaya menjadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lalu Muhammad Zohri yang Menginspirasi, "From Nothing to Something"

17 Juli 2018   09:56 Diperbarui: 17 Juli 2018   10:30 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah gegap gempita piala dunia, tiba-tiba muncul nama lalu Muhammad Zohri. Pemuda kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat yang secara mengejutkan menjadi juara dunia lomba lari 100 meter putra pada kejuaraan Atletik Dunia U-20  di Finlandia.

Lalu Muhammad Zohri berhasil menjadi yang tercepat, mengalahkan 7 finalis lainnya yang berasal dari Amerika Serikat, Jamaika, Jepang, Inggris, Swedia dan Afrika Selatan. Dimana pada awalnya tidak ada yang menyangka karena nama Zohri sama sekali tidak diunggulkan dan terkesan tidak diperhitungkan oleh lawannya karena berlari di lintasan ke delapan yang secara tradisional tidak diperuntukkan bagi atlet yang difavoritkan untuk memenangkan lomba.

Bahkan bagi tim official Indonesia yang mendampinginya di Tampere, Finlandia. Terlihat dari ketidaksiapan tim official Indonesia memberikan bendera merah putih kepada Zohri setelah Zohri diumumkan sebagai yang tercepat dilintasan.  Alhasil, butuh waktu cukup lama bagi Zohri untuk merayakan selebrasi juaranya.

Karena capaiannya tersebut tak perlu waktu lama, nama Zohri melambung dan sejenak seakan menghentikan pemberitaan piala dunia yang sedang berlangsung, berbagai apresiasi diberikan dari petinggi Negara, Presiden, menteri dan anggota dewan, pimpian daerah, serta warganet. Terbukti nama Zohri seketika menjadi treding topik di dunia maya.

Apa yang Zohri lakukan memang pantas di apresiasi setinggi-tingginya,  mengingat presentasinya yang luar biasa sebagai orang pertama Indonesia yang meraih mendali emas dalam kompetisi atletik manapun yang pernah digelar oleh Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF)

Karena prestasinya tersebut, banyak orang mulai penasaran dengan sosoknya serta mencari latar belakang si pemecah rekor mendali emas pertama Indonesia tersebut, dan dari  penelusuran beberapa media, diketahui sosok Zohri merupakan pemuda yang sangat sederhana, bahkan jauh dari kesederhanaan jika melihat tempat tinggalnya yang memprihatinkan di Dusun Karang Pansor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Meski dengan keterbatasannya tersebut, Zohri tetap berlatih secara giat dan bersungguh-sungguh. Dimana menurut penuturan kakak kandungnya, Baiq Fazilah, adiknya ini kerap latihan telanjang kaki karena tidak memiliki sepatu yang layak.

Dan dari jerih payah ditengah keterbatasan tersebutlah, Zohri sukses mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia di ajang kejuaraan dunia Atletik Dunia U-20 Finlandia dengan catatan waktu 10.18 detik yang merupakan catatan waktu terbaiknya sejauh ini, serta membuat namanya masuk kedalam jajarang elit pelari dunia U-20 seperti yang dilansir IAAF. Rekor tersebut juga juga semakin mendekatkan dirinya dengan catatan waktu manusia tercepat Asia Tenggara, Suryo Agung Wibowo yang tak lain seniornya, pelari kebanggan Indonesia juga, dengan catatan waktu 10.17 detik.

Sebagai sosok yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali, walaupun dari segi presestasi. Zohri termasuk atlet yang cukup membanggakan, terbukti dari beberapa raihan prestasi yang diukirnya sebelum mengikuti kejuaraan Atletik Dunia U-20  di Finlandia. 

Di Kejuaraan Nasional Antar PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) November 2017, Lalu berhasil menorehkan waktu 10,25 detik di nomor lari 100 meter. Angka fantastis ini sekaligus memecahkan rekor sebelumnya 10,45 detik, yang diraih Sudirman Hadi.

Namanya mulai dikenal saat mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) U-18 dan U-20 di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, April 2017. Dia kemudian dipilih oleh Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) memperkuat Kejuaraan Asia Atletik Junior, Juni 2018 di Jepang dan secara mengejutkan Zohri berhasil meraih medali emas masih di nomor 100 meter dengan catatan waktu 10.27 detik yang memuluskan langkahnya untuk tampil di kejuaraan Atletik Dunia U-20  di Finlandia. Tak hanya itu, Zohri juga berhasil menyumbang emas di nomor 200 m Pada Kejuaraan Dunia Remaja di Kenya Juli Lalu.

Melihat apa yang dicapai oleh Zohri saat ini di usia nya yang masih muda tetapi telah mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional, seakan membuat semua orang larut dalam euforia kebanggan atas  prestasi yang diraih nya.

Banyak orang melihat Zohri sebagai sosok yang inspiratif.  Apa yang dilakukannya seakan membuktikan semua bisa dicapai, dengan usaha dan kemauan yang keras serta bakat yang ada. Setiap orang punya peluang yang sama tapi, walaupun awalnya tidak diperhitungkan tapi dengan komitmen yang kuat serta ketekunan apapun dapat diraih walaupun awalnya terlihat mustahil.

Sekarang sosok Zohri telah menjadi kebanggan seluruh bangsa Indonesia. Zohri mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil, kalau kita berusaha dengan keras, disertai keyakinan serta semangat pantang menyerah untuk merubah diri dari nothing to something.

Dan dibalik raihan tersebut, tersimpan harapan yang besar agar Zohri dapat mempertahankan capaiannya dan terus berusaha meraih  prestasi yang lebih baik, tidak henti mengharumkan nama Indonesia di berbagai ajang, khususnya Asian Games 2018 yang tinggal menghitung hari,  dan seakan mengiyakan peryataan tersebut. 

Zohri menyampaikan kesiapannya  untuk turun di Asian Games 2018 seperti yang dia sampaikan  saat diwawancarai selepas menjuarai lomba lari 100 meter putra pada kejuaraan Atletik Dunia U-20  di Finlandia, terkait apa akan dia lakukan selanjutnya.

Zohri seakan menjadi tumpuan bangsa untuk memperoleh mendali emas dirumah kita sendiri, dihadapan seluruh rakyat Indonesia yang mendukung langsung untuk memberikan semangat kepada Zohri. Untuk kembali mengharumkan nama Indonesia, mengibarkan bendera merah putih di tanah kita, dan mengemakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan semoga harapan besar ini dapat menjadi semangat tersendiri bagi Zohri, bukan menjadi beban karena ekspektasi yang berlebihan yang nantinya justru akan menjadi tekanan baginya.

Biarlah Zohri Berlatih seperti biasanya, tetap fokus pada upayanya, dan tugas kita tetap mendukungnya, sembari berdoa yang terbaik sambil menanti kejutan selanjutnya

Dan semoga apa yang telah diraih Zohri dapat menjadi pelecut semangat dan optimisme atlet lain yang saat ini sedang mempersiapkan diri untuk bertanding di ajang Asian Games 2018, Agustus mendatang di Jakarta dan Palembang untuk memberi yang terbaik bagi Negara ini di ajang tersebut.

Banjarmasin -14 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun