Mungkin masih banyak dari kita, Â ketika mendengar kata "Duyung" langsung membayangkan serta mengaitkan dengan cerita fiksi tentang seorang putri cantik yang hidup di laut dan memiliki ekor seperti ikan.
Tapi tahukah kalian? Bahwa duyung yang sebenarnya, adalah jenis mamalia laut dengan nama latin Dugong dugon.
Yang sayangnya Dugong dugon a.k.a duyung saat ini keberadaanya terancam punah, Â oleh karena masih banyaknya perburuan duyung yang dilakukan oleh kita, untuk di ambil daging, taring, kulit, serta air mata nya.
Dimana dari beberapa informasi yang diperoleh dibeberapa daerah, daging duyung biasanya dijual dengan nilai yang sangat tinggi karena menurut masyarakat lokal dagingnya sangat enak untuk dikomsumsi dan dari daging tersebut biasanya dimanfaatkan juga untuk minyak yang dipercaya dapat  menyembuhkan penyakit tuberkulosis (TBC) dan nyeri persendian.
Sedangkan  taring biasanya dimanfaatkan untuk pipa rokok, dan  untuk air mata nya dari mitos yang berkembang di masyarakat konon berhasiat sebagai sarana pengasihan atau pelet.
Melihat banyaknya manfaat dari duyung yang beberapa diantaranya tidak terbukti kebenarannya, sebaiknya jangan coba-coba untuk ikutan memburu duyung yach!!
Selain dari perburuan, faktor lain penyebab terancam punahnya duyung, yaitu : masih seringnya ditemui duyung yang secara tidak sengaja tertangkap/ masuk jaring nelayan, maupun tertabrak kapal dan adanya penurunan luasan padang lamun yang merupakan habitat asli duyung (rumah).Â
Serta rusaknya lamun itu sendiri yang merupakan makanan utama duyung, dimana rata-rata dalam satu hari duyung dapat mengkomsumsi  20-30 kg lamun/hari.Â
Oleh karena itu lamun sangat penting bagi duyung begitupun sebaliknya.
Karena teryata, duyung dan lamun memiliki hubungan yang saling mengutungkan (simbiosis mutualisme) dimana lamun  membutuhkan duyung sebagai pengontrol sebaran lamun serta membantu kesuburan lamun, melalui perilaku makan duyung yang terlihat mengacak-acak dasa lamun.