kopi, selama perjalanan dari era awal ditemukanya kopi sampai sekarang, kopi selalu bisa berevolusi menjadi hidangan minuman primadona sebagian masyarakat dunia.
salah satu f&b yang tidak ada matinya adalah industrisebut saja era awal orang mengenal kopi, maka industri pertama sibuk mengkemas dan memproduksi kopi supaya dalam tahapan mudah untuk dikonsumsi, maka lahirlah nescafe dan branding lainya yg setingkat lebih baru dalam penyajian kopi.
memasuki era kedua kopi dimaknai dalam rangka proses pembuatan yg semudah mungkin dan secepat mungkin dalam pengkonsumsianya, maka lahirlah mesin espresso, meskipun generasi tua sering salah menyebut menjadi expresso, tapi hakikatnya berkembangnya kopi di era generasi babyboomer tetap saja mereka secara umum tidak menikmatinya, yg dinikmati tentu saja kopi kemasan yang kadang kadar kopinya hanya 16% atau jitu ( siji kopi pitu jagung ) satu kopi di tambah tujuh jagung.
lalu sekarang masuk ke era ketiga, yaitu kopi dimaknai secara umum sebagai minuman ber literatur, sehingga lahirlah kopi yang dinikmati apa adanya, diseduh dengan dripper sebagai filter lalu dipahami untuk didefinisikan sebagaimana origin dan kwalitas pasca panennya, bahkan sampai ke varietasnya, varietas yang saat ini unggul adalah gesha dan sidra, notes yang sering diapresisasi lebih condong ke arah floral,lalu kopi varietas lainya gimana? tentu masih bisa dinikmati dengan varian notes buah atau rempah misalnya.
baru- Â baru ini misalnya, ramai perbincangan tentang notes floral yg berhasil dimunculkan pada kopi dari gunung prau, dengan pengalamanya memproses kopi, salah satu pemroses daerah temanggung bernama Mas Reza Nurullah berhasil membuat heboh jagad kopi diana kopi beliau sukses memberi kesan floral bagi peminumnya, tetapi asosiasi kopi masih belum menerima gaya pemrosesan beliau, kendati diluar negri sudah mulai banyak yang memproses gaya eksperimental seperti mas reza.
kedepan kemungkinan gaya eksperimental mas reza bisa dipahami oleh asosiasi kopi nasional, sehingga kelak kopinya bahkan bisa menjadi percontohan di ranah eksperimental. semua kembali ke pendapat masing - masing, mengingat pendapat saat ini tergantung pada pendapatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H