Alis Bintang berkerut, mukanya ditekuk, bibirnya yang kemerahan sengaja dimonyongkan. Arti tahu saat ini Bintang nampak tertekan.
"Cerita sama mama dong, sayang! Apa yang bikin kamu nggak mau sekolah?"
"Temanmu ada yang usil?"
Bintang menggelengkan kepala.
"Gurumu galak?"
Kembali Bintang menggelengkan kepala.
"Bukan, bukan itu, Ma!" Jawab Bintang cepat.
Lanjutnya,"Bintang heran semua orang baca sambil bersuara. Jhony teman sebelah Bintang selalu ribut bila baca. Bintang jadi pusing dengarnya."
"Be-u, de-i, Bu-di, Te-u, te-i, Tu-ti, suara Jhony berisik sekali! Belum lagi teman yang lain. Apa mereka nggak capek teriak-teriak begitu?" Tanya Bintang keheranan.
Arti sadar Bintang memang sudah bisa membaca sejak kecil. Saat bersekolah TK, anaknya sudah lancar membaca. Bintang membaca buku-buku cerita dalam hati saja. Bahkan Bintang sudah bisa menceritakan kembali isi buku cerita dengan sempurna. Bintang memang sangat cerdas.
"Sekolah itu enak loh! Sewaktu mama kecil dulu juga bersekolah. Mama punya teman-teman buat main petak umpet, main lompat tali, main kasti sampai manjat pohon."