Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jelaga-jelaga Kehidupan

8 Desember 2018   14:51 Diperbarui: 8 Desember 2018   15:23 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta keduanya diikat oleh jalinan kasih karena cinta pada Tuhannya. Sayangnya tak lama setelah ayah meninggal, ibu Gangga menyusul karena sakit-sakitan. Ibu memendam rasa rindu pada sosok ayah yang tak tergantikan dihatinya. 

Ibu juga harus menghadapi gangguan dari banyak orang. Selain para lelaki hidung belang juga para wanita yang iri pada kecantikannya.

Selama bertahun-tahun mereka berdua menjadi yatim piatu. Untunglah ada tangan dermawan yang mau memelihara mereka dengan baik. Menjadikan Gangga dan adiknya anak asuh.

"Jadi, kakak tahu siapa pembunuh ayah?" Tanya Irtysh penasaran.

"Peristiwa itu sudah hampir lima tahun yang lalu, Kak!" 

Gangga menganggukkan kepala dan berujar, "Ya, aku tahu! Mereka berbohong soal kematian ayah. Itu makanya aku memanggilmu kembali ke Desa ini."

"Mereka? Berarti pembunuhnya lebih dari satu? Kini Irtysh yang terkejut. Ia jadi semakin penasaran.

"Ehm... Siapa mereka? Apa kakak punya bukti-buktinya?" Tanya Irtysh penuh selidik.

"Aku tidak bisa mengatakan apapun sekarang, Tysh! Nanti bila semuanya sudah valid, kelak kakak beritahu." Jawab Gangga diplomatis. Ia punya rencana besar dan Irtysh tak boleh terlibat didalamnya. Terlalu beresiko.

Irtysh tahu kakaknya menyimpan sesuatu. Ia kenal betul Kak Gangga sengaja menjauhkannya dari masalah. Tapi jangan sebut Irtysh bila diam dan menuruti saja permintaan kakaknya. Dalam hatinya Irtysh juga punya rencana.

"Kakak harus melibatkan aku!" Seru Irtysh yang tak menyetujui pendapat Gangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun