Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revolusi Mental: Politik Ilmu Padi Jokowi

18 Oktober 2014   03:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:36 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa sangka Presiden Terpilih Jokowi akan menemui Prabowo Subianto,di rumah "sang pesaing" di Pilpres 2014 yang lalu? Sebuah peristiwa yang sangat tidak jamak dilakukan oleh seorang Jokowi sebagai pemenang Pilpres ; Lazimnya seseorang yang kalah dalam sebuah "Pemilihan Presiden" di negara demokrasi manapun di dunia ini,pihak yang kalah selalu menghampiri pesaingnya yang menang dan menyampaikan ucapan selamat.


Ketika Soeharto menjadi Pejabat Presiden RI saat pertama kali mendapat mandat dari MPRS pun tidak pernah menengok Soekarno yang ketika itu sedang "diasingkan" oleh lawan-lawan politiknya,walaupun pada saat itu Soekarno masih mempunyai pengikut yang setia ; Soeharto malah mempunyai garis politik "ORBA" dan memberangus sisa-sisa Soekarno yang disebutnya sebagai "ORLA"


Habibie pun "tertolak" oleh Soeharto ketika mau mendatangi rumah Soeharto. Dan Megawati Soekarnoputri tidak pernah menghampiri Gus Dur yang "dijatuhkan" oleh MPR RI pada saat dirinya saat itu diangkat menjadi Presiden RI ; Justru setelah keduanya menjadi "mantan" Presiden RI pertemuan keduanya terjadi. Demikian pula dengan SBY yang memperoleh mandat dari rakyat di Pilpres langsung tahun 2004 tidak pernah mendatangi rumah Megawati Soekarnoputri,padahal waktu itu masih ada jeda waktu sebelum dirinya dilantik sebagai Presiden RI 2004-2009 ; SBY pun sampai sekarang disebut belum melakukan rekonsiliasi dengan Megawati.


Sebagai presiden terpilih dan sebelum dilantik resmi sebagai Presiden RI 2014-2019,Jokowi berusaha membawa perubahan dengan revolusi mentalnya. Jokowi berhasil mengajarkan kepada seluruh rakyat Indonesia,walau dirinya "diatas angin" dan mendapat kredibilitas tinggi di sosial media dan para pendukungnya,dirinya menggunakan "Politik Ilmu padi" yang membuat orang tercengang. Jokowi menundukkan diri dan merendahkan hati menemui para "penentang"nya yang ada di Koalisi Prabowo ; Pertama ditemui Aburizal "Ical" Bakrie dengan "politik meja makan" nya,kemudian selang 1 hari Jokowi menemui "pemimpin" kubu yang selama ini dianggap bersebarangan dengan kubu Jokowi-JK. Ini proses penundukan diri yang tidak mudah bagi seseorang yang dalam waktu dekat bakal dilantik sebagai Presiden RI dan memimpin rakyat Indonesia selama 5 tahun kedepan.


Kesederhanaan seorang Jokowi meluruhkan hati Prabowo Subianto yang bagaimanapun tak kuasa menolak orang yang mau datang menemuinya,pas pula di hari ulang tahunnya..! Ini sebuah apresiasi yang luar biasa bagi seorang Prabowo Subianto.


Masyarakat Indonesia langsung berkomentar,ini ibarat pedang yang menusuk 2 arah,satu ke arah kawan-2 Prabowo Subianto yang selama ini mendapat keuntungan dari "perseteruan" kedua kubu ini ; Dan juga ke kubu SBY yang dianggap tidak mempunyai kerendahan hati untuk menemui Megawati Soekarnoputri. Opini yang terbentuk selama ini seolah SBY-Megawati sama-sama gengsi dipatahkan dengan jurus ilmu padi Jokowi ; Bukan Megawati Soekarnoputri yang seharusnya datang ke SBY,tetapi "values" revolusi mental Jokowi membalikkan opini tersebut. Begitulah seharusnya budaya asli Indonesia,menang tanpa merendahkan lawan dan tidak merasa jumawa karena sudah menjadi pemenang.


Keteladanan Jokowi dengan menemui Prabowo Subianto harus dijadikan momen perubahan dalam berpolitik dan bernegara. Bukan dengan banyak bicara dan berkata-kata serta pencitraan kemudian membagi-bagi kursi kekuasaan,tetapi mempraktekkan bagaimana bersikap rendah hati terhadap lawan yang kalah.


Prabowo Subianto pun akan masuk dalam sejarah kebangsaan Indonesia,dikenang sebagai seorang prajurit TNI (=the soldier never die) yang bisa bersikap santun menerima kedatangan tamu yang tak lain adalah Presiden Terpilih 2014-2019 yang mengalahkannya di Pilpres 2014 yang lalu.


Keduanya sepatutnya oleh Jaya Suprana dimasukkan di MURI (=Museum Rekor Indonesia) karena polah tingkahnya tak ada duanya di dunia politik di Indonesia dan barangkali di dunia.


Jayalah Indonesia,jayalah Negeriku....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun