Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar Krisis Yunani : Bangkrut "Jatuh di Kasur"

3 Juli 2015   04:06 Diperbarui: 3 Juli 2015   04:06 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam dunia bisnis di Indonesia,ada dua jenis pengusaha/pedagang yang mengalami bangkrut karena gagal melakukan kewajiban bayar utang-utangnya. Yang Pertama adalah pedagang/pengusaha yang benar-benar bangkrut habis-habisan karena seluruh aset dan simpanan pribadinya habis sama sekali dipakai untuk bayar utang-utangnya ; Dan yang kedua adalah tidak bisa bayar utang-utangnya,tetapi aset dan simpanan pribadinya masih disimpan rapi serta tidak diketahui oleh kreditornya.

Yang kedua itulah dikenal dengan istilah bangkrut "jatuh di kasur" ; Artinya pengusaha tersebut sengaja membangkrutkan diri dan tidak mau melakukan kewajiban membayar utang-utangnya atau bila membayar pun tidak sesuai antara nilai utang dengan aset yang dimilikinya. Namun demikian si pengusaha masih menyimpan dengan baik aset & simpanan pribadinya secara aman tanpa diketahui oleh kreditornya.

Bangkrut "jatuh di kasur" ini memang enak sekali,sebab utang-utang yang sudah dilakukan ternyata "dipindahkan" ke aset-aset dan simpanan pribadi yang tidak diketahui oleh para kreditor ; Bila di proses secara hukum dengan cara di pailitkan pun yang disita hanya apa yang terlihat secara legal dan yang dijaminkan,tidak bisa yang disita aset-aset dan simpanan pribadi atas nama orang lain (padahal dimilikinya).

Memang secara sosial,umumnya orang yang membangkrutkan diri "jatuh di kasur" terlihat seperti sedang "sakit" dan menderita terasing dengan komunitasnya,tetapi secara materi mereka masih kaya raya dan berharap di kemudian hari dapat bangkit kembali dengan cara lain.

Membaca krisis ekonomi yang terjadi di Yunani dan sikap Pemerintah Yunani yang berani menolak bayar utang jatuh temponya,dan kemungkinan akan diasingkan oleh Uni Eropa,dipastikan rakyat Yunani akan memilih untuk tidak bayar utang daripada harus menanggung resiko yang berat dikurangi pendapatannya serta membayar pajak yang sangat besar. Kemungkinan besar mereka akan memilih bangkrut "jatuh di kasur" daripada harus menanggung beban yang sangat berat dan menderita berkepanjangan serta membuat para kreditor bertambah kaya dengan "menindas" rakyat Yunani melalui persyaratan yang memberatkan.

Pengasingan secara sosial oleh negara-negara kreditor tidak akan mempengaruhi atau mengurangi jumlah turis asing yang datang ke Yunani untuk berlibur dan membelanjakan uangnya di Yunani. Rakyat Yunani dipastikan tetap bisa 'survive" dengan kondisi "terasing" seperti halnya yang pernah dialami oleh Republik Rakyat Tiongkok ketika menutup dirinya dari dunia luar dengan politik "tirai bambu" ; RRT yang terasing secara politik saja masih bisa "survive" apalagi Yunani yang terasing hanya faktor ekonomi. Selama politik dan keamanan di Yunani stabil,maka turis asing tetap akan membanjiri Yunani,apalagi kalau kemudian semua yang ada di Yunani ternyata murah-meriah karena sudah lepas dari Uni Eropa dengan nilai mata uang yang begitu tinggi di kacamata turis.

Bilamana Yunani bisa mengatur sistem politik dan keamanan di dalam negeri dengan baik sehingga negaranya stabil,maka dipastikan kondisi ekonomi negara akan berangsur-angsur akan pulih dalam waktu 25 tahun kedepan. Tetapi bila negara tersebut tetap terlibat utang yang menggunung,maka kesengsaraan rakyat Yunani akan terjadi jauh lebih lama dan memberatkan,sebab utang akan ditutup dengan utang-utang yang baru.

Rakyat di sebuah negara sebenarnya bisa hidup dengan "apa adanya" bilamana kondisi politik dan keamanan berjalan stabil. Hanya segelintir orang yang yang mempunyai harta berjibun saja yang tidak bisa hidup dengan kondisi seperti itu. Sebab mereka yang kaya akan berusaha untuk terus mengejar keserakahannya mengeruk kekayaan orang lain atau negara demi menambah kekayaan pribadi mereka. Sistem kapitalis di negara-negara dunia ketiga selalu mengupayakan pemerintah mengatur rakyatnya dengan stabilitas politik dan keamanan melalui ekonomi yang berbasis dengan utang. Materialisme dipakai untuk "membeli" kekuasaan politik dan keamanan. Akibatnya negara akan semakin terbelit dengan utang yang berjibun dan menyengsarakan rakyat karena semakin banyak aset dikuasai oleh negara kreditor.

Teori stabilitas politik dan keamanan yang tinggi akan membuat ekonomi bangkit telah terbukti berjalan dengan baik di negara RRT. Sebenarnya Pemerintahan Orde Baru juga telah menjalankan sistem seperti itu,tetapi sayangnya dalam perjalanan ORBA kekuatan politik yang besar membuat politik dinasti yang korup dan dikuasai oleh segelintir penguasa yang bersifat feodalistik. Mekanisme kekuasaan politik dan keamanan tidak boleh tersentral kepada pribadi seseorang,tetapi harus disertai dengan sistem pemerintahan yang demokratis. 

Oleh karena itu,membangkrutkan diri "jatuh di kasur" seperti cara pengusaha diatas akan jauh lebih aman dan tidak beresiko besar di kemudian hari daripada hidup terus menerus menanggung utang. Apalagi kalau melunasi utang dengan utang-utang baru yang berjibun seperti yang dilakukan selama ini oleh Yunani dan Pemerintah Indonesia serta negara-negara yang menjadi "korban" IMF. Yang terpenting bagi negara-negara berkembang dan dunia ketiga adalah stabilitas politik & keamanan terlebih dahulu dicapai.

Ibarat sebuah keluarga,bilamana antara suami-isteri-anak ada kesatuan hati dan harmonis tanpa pertengkaran walau ekonomi pas-pasan,maka dipastikan keluarga tersebut akan "survive" di kemudian hari dengan hidup tanpa menanggung utang yang menggunung. Utang hanya menampilkan kondisi luar yang "wah" tetapi hidup yang sebenarnya diwarnai "keributan" terus menerus untuk melunasi utang-utangnya. Terus buat apa hidup....????

Enjoy your life...! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun