Akhir-akhir ini mulai ramai diberitakan adanya isu kebangkitan PKI (=Partai Komunis Indonesia) sampai adanya berbagai tindakan yang mengarah kepada "main hakim sendiri" terhadap orang-orang yang menggunakan atribut & simbol yang mirip dengan lambang Komunisme,yaitu gambar palu-arit dan buku-buku ajaran Mao Zedong ; Bahkan berbagai simposium akademis yang diselenggarakan diluar kampus pun dipersoalkan oleh aparat keamanan dan ormas-ormas tertentu.
Melihat peristiwa sejarah dan proses sosiologis yang terjadi masyarakat terkini,apa yang terjadi sekarang ini patut di waspadai adanya "grand design" dari kelompok-kelompok tertentu di Indonesia yang masih mempunyai semangat "Anti Cina" ; Namun dikarenakan masalah SARA sudah tidak cukup relevan lagi diangkat sebagai isu untuk menghantam etnis Tionghoa di Indonesia,maka isu Komunisme diduga mulai "digoreng" sedemikian rupa untuk memberi kesan bahwa Komunisme identik dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ,dan etnis Tionghoa di Indonesia adalah "antek-antek" Komunis dari Pemerintah RRT.
Peristiwa demi peristiwa demonstrasi yang ada,mulai dari anti pekerja asing,anti Gubernur Ahok,anti reklamasi,dsb terlihat mulai menghubungkan hegemoni orang-orang tertentu dari etnis Tionghoa di Indonesia yang mempunyai bisnis,kekuasaan di pemerintahan,dll ada kaitannya dengan pemerintah RRT yang memang berideologi Komunis. Ekspos tentang pekerja dari RRT yang mulai membanjiri di Indonesia,bahkan yang tertangkap sedang melakukan penggalian di area kompleks TNI-AU Halim Perdana Kusuma adalah melakukan tindakan spionase,dsb sangatlah mengada-ada ; Padahal ini hanya masalah hukum yang terkait dengan status legalitas pekerja tersebut. Sangat konyol sebuah tindakan spionase dilakukan di siang hari bolong dengan pakaian yang menyolok dipakai oleh pekerja tersebut,sehingga mengundang kecurigaan petugas TNI-AU Halim Perdana Kusuma.Â
Sejarah Indonesia mencatat,bahwa paska peristiwa penggayangan PKI ,pemerintah Orde Baru telah memberangus eksistensi hak-hak kewarganegaraan dari etnis Tionghoa,mulai dari penutupan sekolah-sekolah berbahasa Mandarin sampai penghapusan huruf-huruf Mandarin di tiap-tiap toko yang dimiliki oleh etnis Tionghoa waktu itu. Seolah PKI identik dengan etnis Tionghoa...! Ini sebuah kesalahan sejarah yang sampai sekarang terus menerus masih diajarkan oleh kelompok-kelompok tertentu di Indonesia yang anti etnis Tionghoa. Mereka lah orang-orang yang sekarang terus menyemangati anti PKI dengan menghubung-hubungkan Komunisme di RRT dengan keberadaan etnis Tionghoa di Indonesia.
Rakyat Indonesia yang sekarang mungkin jauh lebih pandai dari era awal-awal Orde Baru,sebab keterbukaan informasi memberi ruang bahwa masyarakat luas mengakses informasi seluas-luasnya,apalagi banyak orang Indonesia juga sudah cukup banyak yang bepergian ke RRT menyaksikan bagaimana "kapitalisme" tumbuh hebat di negara berideologi Komunis. Oleh karena itu,paham neo-komunisme yang diisukan tumbuh & berkembang di Indonesia,lebih bersifat politis katimbang paham Komunismenya.
Politis,karena ada orang atau kelompok tertentu yang tidak mau peristiwa sebenarnya dibalik isu pembunuhan massal di era awal-awal Orde Baru terkuak. Mereka membantah & menyerang dengan menimbulkan isu bahwa neo-komunisme telah bangkit,arwah para Jenderal Pahlawan Revolusi meraung dengan simbol-simbol PKI mulai dipakai oleh anak-anak muda,dsb ; Padahal,sekarang pebisnis dan Bank-bank BUMN mulai mengantongi uang Renmimpi dengan gambar Ketua Mao yang dulu dianggap najis oleh Pemerintahan Orde Baru,bahkan orang bisa ditangkap hanya karena memasang foto Ketua Mao di rumahnya...Ini sungguh sangat ironis.
Pertanyaannya,siapa sebenarnya yang menjual,menggunakan simbol-simbol PKI tersebut...? Jangan-jangan mereka juga....! Politik memang kejam,selalu menggunakan taktik "nabok nyilih tangan" karena mereka sebenarnya kelompok pengecut yang haus kekuasaan negara untuk bisa di korupsi demi kepentingan pribadi dan golongannya...!
Hidup Pancasila ,Bhineka Tunggal Ika & NKRI...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H