Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik

Andai Rupiah Melemah Hingga Rp.15.000 Terhadap US Dollar

16 September 2015   23:12 Diperbarui: 16 September 2015   23:12 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Orang mulai ramai berspekulasi,apakah Rupiah akan terus melemah hingga Rp.15.000,- per US Dollar ; Hal ini karena Rupiah  terus saja nongkrong diatas Rp.14.000,- dan terus menunjukkan tren melemah setiap minggu berganti minggu.

Sebelum ini,ramai sekali orang meributkan sebuah broadcast di medsos yang bernada rasis dengan mengancam suku tertentu di Indonesia,bilamana Rupiah tembus diatas Rp.15.000,- . Secara cepat aparat keamanan bertindak dan sampai sekarang entah dimana pelaku yang melakukan "ancaman" di medsos tersebut. Secara fisik orang yang mengancam tersebut juga tidak ada beritanya,apakah masih bermasyarakat ataukah ditahan oleh pihak yang berwajib.

Akhir-akhir ini juga masyarakat dihibur oleh banyak berita positip,yaitu pengaruh pelemahan Rupiah terhadap US Dollar tidak akan berdampak luas terhadap krisis sosial,dll. Artinya untuk menjadi krisis seperti Mei 1998 masih jauh sekali ; Yang percaya tentu saja senang sekali,tetapi yang tidak percaya semakin cemas saja.

Namun kalau melihat apa yang terjadi di masyarakat Indonesia secara keseluruhan,pelemahan Rupiah ternyata disikapi biasa-biasa saja. Lihat saja lalu-lintas di jalanan kota Jakarta,semua masih macet & bahkan bertambah macet. itu artinya masyarakat terus bergerak tanpa peduli Rupiah mau jadi berapa. Apalagi para "Jokowers" alias para pendukung Jokowi,mereka bahkan mengolok-olok orang-orang yang berkomentar kritis dan sinis terhadap pemerintahan Jokowi-JK ini. Maka tak heran nada miring dilontarkan ke para pendukung Jokowi ini,yaitu mungkin tidak merasakan krisis karena mendapat jatah "bantuan sosial" alias "nasi bungkus" yang selalu mengalir tiap hari.

Secara nyata memang di kota-kota lain di seluruh Indonesia,semua aktivitas berjalan normal-normal saja. Bisnis bergerak tak ada hentinya. Orang tetap berdagang,pengiriman dan pengangkutan barang tetap lancar saja tanpa terlihat sepi dan bahkan menurut beberapa pedagang,penguatan US Dollar mulai memicu orang berspekulasi untuk stock barang,siapa tahu harga-harga pada naik nantinya.

Artinya,pengusaha yang punya modal cukup kuat,sekarang ini sudah memanfaatkan pelemahan Rupiah dengan melakukan stock barang untuk disimpan,siapa tahu sewaktu-waktu bila bahan-bahan baku di pabrik sudah habis,maka semua harga barang akan meningkat dengan sendirinya. Sepi atau tidak,yang penting uang Rupiah dijadikan barang semua. Optimisme pedagang berbeda dengan para politisi yang ingin memanfaatkan momentum krisis ekonomi ini sebagai momen penggantian kekuasaan (kalau bisa). Itulah realita di masyarakat Indonesia sekarang.

Oleh karena itu,maka jangan heran bila orang merasa terkaget-kaget ketika melihat sikap masyarakat Indonesia yang 'easy going" saja menghadapi krisis ini. Semua kemudian berspekulasi,bahwa keadaan ini terjadi karena para Mahasiswa yang menjadi motor penggerak sosial politik di Indonesia sudah dibungkam,karena sebagian besar aktivisnya ketika itu adalah para Jokowers. Demikian pula dengan aparat keamanan Indonesia,yaitu POLRI & TNI sudah sepakat akan mempertahankan kepemimpinan Jokowi-JK hingga masa pemerintahan ini berakhir. Tidak ada satupun petinggi TNI yang bertarung memperebutkan kekuasaan seperti yang terjadi pada isu sebelum Soeharto lengser.

Masyarakat yang percaya "kekuatan" pribadi Jokowi yang rendah hati merasa yakin bahwa krisis ekonomi ini tidak akan menimbulkan gejolak sosial-politik yang berarti. Mereka inilah yang sekarang menjadi "penggerak" aktivitas perekonomian terus bergerak. Tetapi yang merasa "sebal" dengan sikap Jokowi yang menilai kepemimpinannya sangat lemah,mulai terus kasak-kusuk mencari sumbu ledak yang bisa diletupkan. Keterbukaan informasi di era demokrasi ini memungkinkan publik merasakan hal-hal semacam itu. Sejatinya,memang orang sedang berhitung,siapa yang paling kuat memanfaatkan momen ini.

Jadi,apakah ada pengaruh nantinya Rupiah mencapai Rp.15.000,- per US Dollar atau tidak,silahkan saja berandai-andai...! Silahkan bergosip ria tetapi jangan rasis...! Sebab kerusuhan rasialis di setiap krisis ekonomi yang terjadi akan menimbulkan kekacauan dahsyat. Kalau memang tidak tahan terhadap krisis ekonomi ini,carilah jalan politik yang ongkos politiknya paling rendah,jangan mengadu-domba antar ras....!

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun