Baru paragraf dibuka oleh Anas Urbaningrum,sambutan KPK sungguh luar biasa...! Apa yang disampaikan oleh KPK bahwa mereka mempunyai bukti-2 lain keterlibatan Anas untuk perkara korupsi yang lain bisa membuat hati Anas dan para pendukungnya langsung mengkerut. Bagaimanapun Anas harus mengerti bahwa lawan-2nya akan berusaha menggunakan berbagai cara untuk melemahkan ocehan Anas,apalagi Anas dulu juga merupakan bagian dari lawan-2nya yang cukup mempunyai bukti untuk mendudukkan Anas sebagai tersangka berbagai kasus hukum.
Kasus bocornya sprindik Anas yang diduga dilakukan oleh orang-2 dekat SBY (walau dibantah) harus dipahami bahwa didalam KPK bisa saja ada "imbal-beli" bukti korupsi. Lembaga seperti KPK lebih cenderung duduk manis menerima laporan korupsi (beserta bukti-2nya) daripada berinisiatif mencari tahu adanya korupsi yang dilakukan oleh seseorang. Jadi bisa saja KPK mendapatkan bukti-2 korupsi dari lawan-2 Anas dan sebagai imbalannya mereka memberi "sesuatu" untuk bukti-2 tersebut.
Seandainya Anas terus mengoceh tanpa bukti,maka nasibnya akan lebih buruk dari Nazaruddin. Oleh karena itu ocehan Anas kwalitasnya harus sama dengan ocehan Muhammad Nazaruddin-sang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Permainan Nazar dan pengacaranya yang cantik berhasil membuktikan kepada publik,bahwa Anas juga terlibat korupsi. Tetapi bukan itu tujuan utamanya mereka menyeret Anas,sebab ujungnya belum disentuh,yaitu keluarga Cikeas. Sebab cerita keterlibatan Ibu Ani Yudhoyono dan Ibas Yudhoyono yang menerima aliran dana korupsi dari Nazaruddin adalah cerita yang lebih menarik (cerita gebrak meja SBY sangat populer diceritakan oleh masyarakat)
Anas hanya sebagai sasaran antara Nazar dan pengacaranya saja. Sebab mereka membutuhkan dukungan politik yang kuat untuk menyeret keluarga Cikeas. Sebab mereka tahu,menyeret ke masalah hukum bagi keluarga petinggi yang berkuasa saat ini di negeri seperti Indonesia bukan hal yang mudah,era reformasi sebagai era keterbukaan harus dimanfaatkan untuk meyakinkan publik terlebih dahulu. Meyakinkan publik artinya harus dilakukan dengan cara-2 politis,dan itu harus dilakukan melalui Anas Urbaningrum.
Oleh karena itu keberanian Anas yang katanya mempunyai kekuatan politik cukup kuat di HMI dipertaruhkan untuk membongkar dugaan korupsi keluarga Cikeas. Tentu saja Anas harus meniru Nazar terlebih dahulu,mengoceh tanpa henti sambil menyiapkan bukti-2 yang disebar ke publik. Kalau sudah tersebar ke publik,maka bila KPK tidak bergerak,maka KPK akan dimusuhi oleh masyarakat....!
Beranikah Anas....?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H