Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makanan Tradisional (Bisa) Mengalahkan "Junk Food" Impor

30 Maret 2014   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita melakukan "travelling" atau jalan-jalan dengan wisata kuliner,maka banyak sekali kita jumpai makanan tradisional yang ada di setiap daerah di Indonesia. Selain harganya murah,rasanya pun "uenaaaaak bangeeed" alias enak sekali.

Sayangnya ketika makanan-2 tradisional itu masuk ke Hotel,Mal atau pun Resto-2 di Jakarta atau kota-2 besar lainnya,maka yang terjadi makanan tradisional itu berubah menjadi makanan "muahaaal" sekali. Padahal bahan dasar dan bumbu-bumbunya semuanya ada di lokal Indonesia,bukan barang impor.

Contohnya,ketika kita makan nasi liwet Solo yang di Solo makannya cuman sekitar lima-ribuan sampai dengan sepuluh-ribuan sudah pakai ayam,telor,jeroan,dll....Tetapi ketika kita makan di Hotel berbintang dan Mal di Jakarta,nasi Liwet itu berubah menjadi seharga lima-puluh ribuan sampai tujuh-puluh ribuan,ini tentu saja membuat orang kebanyakan surut mau makan nasi liwet . Maka tidak heran,anak-anak kita lebih senang makan di McD,KFC,Pizza Hut,resto Japanese Food,dll katimbang makan makanan tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Hal ini berbeda sekali dengan kondisi di Amerika Serikat,ketika kita makan makanan "Junk Food" asli Amerika Serikat atau di Jepang maka harganya "terjangkau" sekali menurut kantong penduduk disana. Restoran "Junk Food" disana juga nyaman,bersih dan kondisinya enak buat santai. Tetapi coba lihat kalau makanan tradisional Indonesia sudah dibuat seperti itu,maka harganya menjadi tidak terjangkau dan herannya malah bisa lebih mahal dari makanan "Junk Food" yang di impor dari Amerika Serikat atau dari Jepang sana.

Oleh karena itu Pemerintah maupun pengusaha lokal Indonesia harus berani mempromosikan makanan tradisional dengan harga terjangkau menurut kantong masyarakat Indonesia,jangan terus setelah masuk Hotel berbintang maupun Mal jadi mahalnya selangit...! Dengan membuat makanan tradisional menjadi murah,bersih dan tempatnya nyaman...maka anak-anak generasi muda bangsa ini diajarkan untuk lebih mencintai makanan lokal.

Kritik bagi pengusaha lokal maupun Pemerintah,yaitu terlalu menghargai dirinya sendiri yang berbau "lokal" dengan nilai uang atau materi bukan "Value" atau nilai yang sifatnya lebih kepada kekekalan atau berkesinambungan. Janganlah berpikir mencari untung besar ,tetapi berpikirlah omzet besar dan menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Seandainya mereka berpikir makanan lokal atau tradisional bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,maka juallah dengan harga yang murah tetapi berkwalitas. Sehingga dengan demikian kita bisa mengalahkan makanan "junk food" impor...!

Bagaimana menurut anda....?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun