Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perseteruan Ahok vs FPI

12 November 2014   14:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:00 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu berita paling seru dan menjadi "trending topics" di Indonesia adalah perseteruan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang merupakan Plt.Gubernur DKI Jakarta dengan FPI (Front Pembela Islam) sebagai ormas yang terus menerus berusaha melengserkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Keduanya sama-sama mempunyai pendukung,tetapi pendukung FPI lebih sering pamer kekuatan dengan turun ke jalan unjuk rasa menentang Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pendukung Ahok lebih bersikap "silent" dan rata-rata adalah masyarakat yang selama ini membenci sepak terjang FPI. Belum pernah ada Lembaga Survei yang melakukan survei tentang besarnya dukungan Ahok atau FPI untuk kasus perseteruan mereka,namun mengingat sejarah FPI yang seringkali membuat sebagian masyarakat Islam juga malu atas sepak terjang mereka,ditambah dengan orang-orang yang selama ini melihat Ahok sebagai salah satu Pejabat Negara yang "bersih" dan terkenal serta saat ini cukup sulit untuk mencari orang seperti Ahok ini,maka bisa di estimasi pendukung Ahok lebih besar dari pendukung FPI.

Oleh karena itu,nasehat yang seringkali di tujukan kepada Ahok untuk "cool down" dan merangkul FPI yang bagaimanapun sebagian dari anggotanya juga merupakan "warga" dari DKI Jakarta tidak cukup mempan untuk dilaksanakan oleh Ahok. Pilihan untuk menentang FPI dan bahkan membubarkan FPI dari Ahok dianggap oleh sebagian besar orang adalah sebuah keberanian luar biasa. Mungkin Ahok adalah satu-satunya pejabat negara di negeri ini yang berani menentang dan meminta membubarkan keberadaan FPI tersebut. Sikap Ahok bukan tanpa alasan kuat,sebab secara politis dukungan yang diperoleh Ahok memang luar biasa besar. Penentang Ahok,baik yang diam-diam maupun terang-terangan dianggap oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah dari golongan "hitam" yang selama ini mengambil keuntungan buat pribadi/kelompoknya sendiri serta dianggap tidak bersih secara moral dan materi yang diperolehnya. Imej Ahok yang bersih secara moral dan materi sudah cukup kuat secara politis untuk menghadapi penentangnya,termasuk FPI.

FPI pun sebenarnya segan atau "takut" untuk berbuat keonaran,apalagi melakukan tindakan yang dapat membahayakan keamanan negara melalui kerusuhan rasial seperti Mei 1998,walaupun pernyataan-pernyataan rasis demo FPI memancing kearah sana. FPI dan orang-orang kuat yang selama ini menjadi "backing" nya juga pasti diperkirakan sedang mengukur kekuatan dan menanti momen yang tepat ; Hal ini bisa terlihat dari tindakan FPI yang terus menerus akan unjuk rasa selama Ahok menjadi Gubernur sampai benar-benar lengser,ini sama saja sebuah strategi mencari dan mengulur waktu yang tepat untuk memulai sebuah tindakan besar. Kekuatan TNI dan aparat kepolisian menjadi kunci menghadapi strategi ini,sebab sebuah kelengahan dan perpecahan di tubuh institusi tersebut akan menimbulkan bencana besar di negeri ini seperti peristiwa Mei 1998.

Tentu saja Ahok dan pendukungnya tahu persis bahwa di alam demokrasi sekarang ini,sulit bagi sebuah organisasi masyarakat atau sekelompok orang untuk berlaku anarkis bahkan bersikap rasialis ; Perang "okol" tidak lagi menjadi tren seperti di era Orba,sebab mereka akan berhadapan dengan aparat TNI dan POLRI yang saat ini sudah berubah bukan menjadi kekuatan penguasa atau kelompok tertentu,tetapi lebih menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Perang di dunia maya dengan teknologi serta menjaga imej yang benar dan bersih lebih mudah meraih pendukung daripada berkoar-koar dan bahkan menghasut massa di jalan. Oleh karena itu demo FPI hanya dipandang sebelah mata oleh Ahok,semakin hari akan semakin bertambah emosi dari massa pendukung FPI yang pada akhirnya justru akan memudahkan mereka diperkarakan karena telah mengganggu ketertiban masyarakat dan menghasut massa dengan pernyataan-pernyataannya yang rasis.

Ahok tidak mungkin akan merangkul FPI selama tokoh-tokohnya berlaku rasis terhadap dirinya (dan juga pendukungnya) ; Selama rasialisme menjadi isu untuk mendongkel Ahok,maka itu sudah mengundang kebencian baru bagi FPI dan para pendukungnya. Tetapi bila FPI lebih fokus kepada tindakan Ahok yang tidak benar secara konstitusi,maka dipastikan Ahok akan berjalan seperti halnya para pejabat negara yang selama ini memimpin negeri ini,yaitu berusaha merangkul semua kelompok supaya dirinya tidak terdongkel,karena konstitusi memang menjadi pegangan Ahok dalam hidup bernegara dan berbangsa,bukan sikap rasialis dan munafik yang memang dibenci oleh orang beragama.

Jadi,anda mendukung siapa..........?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun