Entah mengapa, pertanyaan ini langsung muncul ketika aku membaca berita pembakaran masjid, rumah, dan kendaraan bermotor milik warga ahmadiyah. Klaim bahwa Ahmadiyah merupakan aliran sesat dan bukan Muslim sudah lama terdengar. Okelah bukan kapasitasku untuk menulis tentang sesat atau tidak. Namun, menggelitik pikiranku ketika masjidnya pun ikut dibakar.
Jika benar Ahmadiyah sesat, apakah masjidnya juga ikut-ikutan sesat?
Akupun jelas tidak punya kapasitas untuk menjawab pertanyaan ini. Maka aku menuliskannya dalam bentuk pertanyaan. Ada harapan saudara-saudara yang berkompeten bisa memberikan pemahaman kepadaku.
Tentu persoalannya bukan siapa yang membakar. Artinya aku tidak akan mengarah kepada siapa pelakunya. Kalau urusan pelaku, siapa pun bisa berargumen, termasuk aku. Kalau yang ini jelas tidak jelas. Jelas bahwa ada orang yang membakar, tetapi tidak jelas siapa mereka. Ada sementara orang yang mengatakan dari tetangga sebelah. sebelah mana? Nah ini bisa ditelusuri. apakah kata sebelah ini berarti bener-bener sebelahan atau sebelah dalam arti dipisahkan jarak puluhan kilometer. Alasannya karena adanya penusukan dan penyanderaan. Siapa menusuk dan siapa ditusuk. Disandera atau diselamatkan [tergantung dari siapa melihatnya kan?]?
ada juga yang beranggapan itu ulah kelompok yang anti ahmadiyah. Siapakah mereka? bergerak atas motivasi sendiri atau ada yang menggerakkan? Apakah mereka dengan kesadaran penuh atau dengan mata merah?
bahkan mungkin ada juga orang yang beranggapan itu dari kelompok non-muslim yang ingin memancing dari air keruh. Mereka memanfaatkan situasi untuk mengadu domba. Pepatah mengatakan lempar batu sembunyi tangan gitulah..
ah, pusing aku. Mending kembali ke pertanyaan semula aja: Ketika Ahmadiyah sesat, apakah masjidnya juga ikutan sesat?
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H