Kajian mengenai hadis dan sunnah sudah tidak asing lagi ditelinga umat muslim, dalam pemahamannya kedua istilah tersebut seringkali disamakan. Bahkan dalam penggunaan istilah hadis dan sunnah terkadang masih terjadi kekeliruan. Perbedaan antarahadis dan sunnah dapat dilihat dari pengertian dan sifatnya.
Pengertian Sunnah
Mayoritas ulama islam berpendapat mengenai makna sunnah secara etimologis adalah jejak (sejarah) atau jalan yang bersifat kebiasaan terpuji maupun tercela.
Secara terminologi, ahli hadis mendefinisikan sunnah adalah segala yang bersumber dari nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pengakuan, tabiat, budi pekerti, atau perjalanan hidupnya baik sebelum ataupun sesudah diangkat menjadi Rasul. Sedangkan menurut Ushul Fiqih, sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW selain al-Qur’an yang berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapan yang pantas untuk dijadikan dalil hukum syari’a.
Pengertian Hadis
Selanjutnya kita akan uraikan tentang hadis secara etimologi. Kata “hadis” berasal dari bahasa arab yang artinya terjadi, baru, kabar, berita. Menurut seorang pakar ilmu hadis, Muhammad ‘Ajaj al- Khatib mengartikan kata “hadis” dengan al-Jadid (sesuatu yang baru) dan al-Qarib (dekat). Sedangkan Subhi Shaleh berpendapat bahwa hadis artinya al-Kalam (pembicaraan).
Hadis secara terminologi terdapat perbedaan dalam memaknainya. Menurut Ibn al-Subki (w. 771 H) mengatakan bahwa hadis adalah segala perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW, dalam hal ini beliau tidak mencantumkan taqrir Nabi Muhammad. Sedangkan menurut Masyhur Ulama, hadis adalah segala perkataan, perbuatan, taqrir dan hal-ihwal yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Maka dapat disimpulkan bahwa Hadis dan Sunnah memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaanya yaitu sama-sama bersumber dari Nabi Muhammad. Namun jika dilihat dari perbedaanya, hadis adalah berita tentang suatu kejadian yang berasal dari Nabi Muhammad sedangkan Sunnah adalah perbuatan atau budi pekerti yang dilakukan Nabi Muhammad dari lahir hingga wafat.
Referensi:
Asror, Miftahul & Imam Musbikin. “Membedah” Hadis Nabi SAW. Madiun: Jaya Star Nine, 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H