Perusahaan transportasi berbasis aplikasi, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (PT Gojek Indonesia), akan berekspansi ke Asia Tenggara dengan menyasar empat negara yaitu Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Go-Jek sudah menyiapkan modal investasinya sebesar 500 juta dolar AS atau setara 7,08 triliun rupiah, demi menghadirkan kompetisi serta pilihan layanan ride-haliling bagi masyarakat di negara-negara tersebut.
CEO Gojek Nadiem Makarim, meyaikini bahwa strategi, teknologi dan kondisi finansial mereka sanggup mengangkat level mereka dari jagoan kelas lokal menjadi pemain level internasional.
"Persiapan sudah kami lakukan dengan baik tinggal menunggu peluncuran operasional baru kami umumkan," isi surel yang menyebar melalui email beratasnamakan CEO Gojek Nadiem Makarim.
Selain itu, Presiden Gojek Group, Andre Soelistyo, mengatakan perusahaan menyediakan dukungan teknologi dan keahlian kepada tim lokal di empat negara ini. Perusahaan-perusahaan lokal itu akan menentukan brand dan identitasnya untuk menarik minat konsumen.
"Kami mendatangi keempat negara dan merasa solusi yang dihadirkan di Indonesia sama dengan dengan di empat negara," kata Andre dalam acara Squawk Box, dikutip dari CNBC, Kamis 24 Mei 2018.
Go-Jek yang dirintis sejak tahun 2011 kini telah menyandang gelar Unicorn (startup dengan nilai valuasi minimal 1 miliar dolar AS) setelah mendapat suntikan dana dengan total 1,2 miliar dollar AS (Rp 16 triliun) yang dipimpin perusahaan asal China, Tencent. Beberapa nama yang turut dalam pendanaan itu adalah Alphabet Google, Meituan-Dianping, Temasek, Astra, dan Djarum Group.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H