Mohon tunggu...
antonius arif
antonius arif Mohon Tunggu... -

Informasi mengenai kekuatan pikiran. baik NLP, Hypnosis dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hypno Parenting: Act of Services

7 Mei 2010   01:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:22 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

THE ART MODELLING : ACT OF SERVICES

By: Luh Putu Suta Haryanthi, Psikolog & Hypnotherapist
Trainer School of Mind Reprogramming
www.mind-reprogramming.com

Parenting merupakan kata yang tak asing lagi bagi para Orang Tua. Cara mengasuh atau yang lebih familiar dengan istilah Parenting ini adalah salah satu pekerjaan yang berorientasi pada bahasa cinta yaitu Act of Services atau pelayanan terhadap anak. Bayangkan saat Anda membantu anak Anda yang usia balita, memandikan dan membantunya berpakaian. Dengarkan komentar anak Anda saat Anda menyajikan makanan kesukaan buatan Ibu. Rasakan kembali perasaan Ibu atau Bapak tatkala membantunya mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Imajinasikan kembali saat Anda membantunya mencuci piring atau pakaian anak Anda. Ya...TERIMA KASIH. Anda telah memberikan bahasa cinta pelayanan dengan sikap yang penuh cinta dan bersikap positif.

Sejak anak dilahirkan, Anda sudah memberikan pelayanan terbaik Anda. Anda sangat peka terhadap tangisan bayi Anda dan memberikan respon yang tepat. Begitu kuatnya bahasa cinta pelayanan tersebut, memotivasi Anda secara internal untuk memberikan yang terbaik bagi bayi Anda, bahkan ketika bayi Anda menangis di tengah malam sekalipun dengan memberikannya susu dan menggantikan popoknya pada saat basah. Bahasa cinta pelayanan tersebut Anda lakukan secara sukarela dan bukan dalam kondisi keterpaksaan, bukan? Dalam proses memberikan pelayanan terhadap anak tersebut, pada usia sedini mungkin, anak telah mengaktifkan modalitas sensorinya. Kita ambil satu contoh pelayanan Ibu untuk membuatkan makanan kesukaan anak. Anak melihat bagaimana cara Anda memproses bahan baku hingga menjadi masakan istimewa, anak juga mendengarkan kata-kata yang Anda sampaikan saat memasak atau menyajikan makanan.  Saat makanan tersaji di meja makan, anak mengaktifkan indera penciumannya “hmmm...baunya makanan kesukaanku” lalu menikmati makanan tersebut melalui pengecapan dan yang terpenting adalah bahasa cinta pelayanan tersebut sangat tulus dan indah. Saya yakin Anda juga merindukan masakan buatan Ibunda Anda bukan? Itulah cinta yang memang sulit dilukiskan melalui kata-kata tapi maknanya luar biasa. Akhirnya bahasa cinta inipun terekam dalam pikiran bawah sadar Anda, karena makanan kesukaan terkait dengan emosi yang positif.

Apa sebenarnya tujuan dari memberikan pelayanan terhadap anak tersebut? Orang tua bertindak selaku model bagi anak untuk menumbuhkan kedewasaan, tanggung jawab dan kelak ia juga mampu memberikan cinta melalui pelayanan terhadap orang lain. Pikiran bawah sadar anak akan menyimpan semua situasi pelayanan yang Anda berikan, ia akan mengingatnya secara spesifik saat Anda membantunya dengan penuh cinta. Menurut Dr. Gary Chapman & Ross Campbell, M.D., yang terpenting jangan menggunakan pelayanan terhadap anak hanya sebagai cara untuk memanipulasi...eittts apa maksudnya? Anda memberikan pelayanan dengan syarat tertentu misalnya “Kalau kakak tidak mau melakukan apa kemauan Mama atau Papa maka Mama atau Papa tidak mau membantu mengerjakan PR lagi” dsb. Ada syarat dibalik pelayanan yang Anda berikan. Disisi lain gunakan bahasa cinta pelayanan ini secara tepat, jangan sampai anak cenderung egois dan selalu ingin dilayani. Dalam memberikan pelayanan tersebut sesuaikan dengan usia anak, misalnya membantu membersihkan tempat tidur bagi anak yang usia balita sambil menyanyikan lagu “Aktivitas Bangun Tidur”, anak melihat bagaimana kita mengerjakannya, mendengar kita menyanyikannya dan merasa bahagia karena dibantu orang tuanya. Suatu saat di usia sekolahnya, anak akan membereskan tempat tidurnya sendiri. Jadi anak memodel apa yang kita lakukan sehari-hari dengan aktivitas rumah tangga. Tujuannya keterampilan anak akan berkembang dengan baik, tapi jangan terlalu berharap berlebihan anak menjadi replikasi kita ya dalam memberikan pelayanan tersebut, karena setiap anak berbeda-beda (individual differences). Ada energi yang kita gunakan untuk memberikan bahasa cinta tersebut, bilamana Anda dalam kondisi yang lelah atau kondisi emosional yang kurang menyenangkan, sebaiknya Anda tunda dulu untuk memberikan bahasa cinta pelayanan terhadap anak. Strategi pelayanan ini merupakan seni dalam memodel karena melibatkan semua modalitas sensori atau panca indera kita, jadi lakukanlah dengan penuh cinta.

Salam Cinta,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun