Musdah Mulia seorang intelektual Muslim siap jihad demi menyuarakan Islam yang cinta damai, "Pengkajian-pengkajian seperti ini harus kita perbanyak, makanya saya mencoba mengalahkan kegiatan saya yang lain untuk jihad bagaimana menyuarakan Islam yang cinta damai, Islam yang sejuk, Islam yang mengedepankan silahturahim, mengedepankan kasih sayang dan nilai-nilai kemanusiaan, "tegasnya.
Penegasan tersebut disampaikannya dalam Diskusi Club Pengkajian Islam "Salam" yang mengambil tema "Memahami Islam Sebagai Agama Cinta Damai" di Cempaka Putih Jakarta Pusat pada Sabtu 15 September 2018.
Acara disiarkan secara langsung (live streaming) lewat media sosial, dihadiri sekitar tiga puluhan orang, diinisiasi oleh beberapa lembaga dan ormas perempuan: Mulia Raya Foundation, Indonesian Conference in Region and Peace (ICRP), Forum Penyintas LBH APIK Jakarta dan Aksi Perempuan Indonesia Kartini (API Kartini).
Tujuan dari kajian ini adalah sebagai dakwah dan pendidikan agama yang humanis dan pluralis, advokasi untuk mengkounter semua bentuk kekerasan, juga sebagai upaya menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan universal dengan mengaitkannya dengan nilai-nilai Pancasila juga prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia.
Acara terbagi dalam dua termin, pertama menjelaskan apa itu Islam, apa itu makna damai, sedang termin kedua dibuka kesempatan untuk pertanyaan-pertanyaan dari peserta atas kajian yang disampaikan juga mengenai ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran yang berisikan pesan-pesan moral betapa pentingnya perdamaian.
"Tindak lanjut dari acara ini diharapkan nanti peserta yang hadir bisa mengajarkan kepada keluarganya, tetangganya dan di dalam masyarakat untuk berani mengatakan dan menjelaskan kepada siapapun tanpa perlu berpikir bahwa kita bukan Ustad atau Ustazah. Kalau kita mengaku seorang Muslim maka kita harus berani menjelaskan bahwa Islam itu adalah agama cinta damai yang berakar dari kata Al-salam (peace), "ungkap Musdah.
Dijelaskan Musdah bahwa semua ibadah sholat yang kita lakukan ujungnya itu adalah untuk kemanusiaan, mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.
"Karena kalau kita sholat tapi ujungnya korupsi, melakukan kejahatan, menebar hoax, menebar firnah, melakukan kekerasan lalu dimana sholatnya?" tanya Musdah.
Rukun Islam yang pertama adalah bersyahadat yaitu mengakui tiada Tuhan selain Allah, kedua kita melakukan Sholat, ketiga berpuasa, empat zakat dan kelima pergi haji bila punya kesempatan dan kemampuan.
Karena itu menurut Musdah kita melakukan semua ibadah yang kita yakini (Sholat, Puasa, Zakat dst) itu mengajarkan kita membangun damai di dalam kehidupan keluarga, di dalam kehidupan masyarakat, di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga dalam kehidupan bersama secara global.
Jadi kita bisa disebut Muslim jika sepanjang hayatnya melakukan upaya-upaya membangun damai seperti diajarkan dalam Qur'an dan Sunnah.