Tangerang- PT Unggas Lestari Unggul (ULU) telah mengekspor telur tetas ayam perdananya ke Myanmar dengan jumlah sebanyak 25.940 butir telur.
Sahudin, pimpinan PT Unggas Lestari Unggul menyampaikan, ekspor telur tetas ayam yang diberi nama ULU 101 merupakan salah satu hasil teknologi persilangan antara ayam pelung jantan dengan ayam ras betina indukan, menjadi final stock ayam komersial.
Hal ini menjadi langkah awal memperkenalkan ayam ULU 101 ke pasar internasional. "Myanmar dipilih sebagai negara awal untuk memasuki pasar internasional. Akan menyusul berikutnya Malaysia, Singapura, Timor Leste," jelas Sahudin, Selasa (24/4).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) I Ketut Diarmita mengapresiasi ekspor telur tetas yang dilakukan PT ULU.
Menurut Ketut, mendapat persetujuan calon pengimpor dari negara bukanlah hal yang mudah. Karena kualitas telur tetas ayam yang akan diekspor harus memenuhi syarat dan harus sesuai dengan ketentuan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), seperti status kesehatan hewan, adalah syarat utama yang harus dipenuhi, dan menjadi salah satu daya saing dalam perdagangan internasional.
Upaya yang harus dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas produk peternakan yang akan diekspor, pemerintah meminta pelaku usaha menerapkan good breeding practices, prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare), dan juga sertifikasi veteriner.
Karena PT Unggas Lestari Unggul merupakan salah satu unit usaha yang telah menerapkannya, maka telah memperoleh sertifikat kompartemen bebas penyakit AI (Afian Influenza) dan juga sertifikat veteriner dari pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H