Mohon tunggu...
Telly J. Triyono
Telly J. Triyono Mohon Tunggu... Lainnya - belajar membaca Indonesia

bergabung dalam multiverse maya. Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempat aku bekerja.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mata Uang Lokal di ASEAN: Dimulai dari QR Code

11 September 2023   10:10 Diperbarui: 11 September 2023   10:36 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rabu minggu lalu, saya membaca Koran Bisnis Indonesa.  Ada berita rontoknya mata uang rupiah terhadap dolar AS. Namun rupiah Indonesia tidak sendiri. Yen Jepang, dolar Singapura, dolar Taiwan, won Korea Selatan, peso Filipina, rupee India, yuan Tiongkok, ringgit Malaysia, dan bath Thailand juga. Menurut para analis, hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi dan krisis utang properti di China. Kemungkinan juga suku bunga acuan AS dipertahankan lebih tinggi. 

Bukan berita baru. Rupiah terus bergelut untuk lepas dari bayang-bayang dolar AS. Resep jitu masih terus diuji. Dan baru-baru ini, ditengah-tengah perhelaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta, Indonesia membentuk Satuan Tugas Nasional (satgasnas). Tugasnya mendorong peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara yang telah menjalin kemitraan dengan Indonesia. Local currency transaction (LCT) dengan negara mitra, Malaysia, Thailand, Jepang dan Tiongkok. Segera menyusul Singapura dan Korea Selatan. 

Untuk anggota satgasnas LCT-nya sendiri, tidak tanggung-tanggung. Ada 10 lembaga dan kementerian yang terlibat. Saya absen satu-satu. Ada dari Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri. Selain itu, ada juga dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Otoritas Jasa Keuangan dan terakhir dari Lembaga Penjamin Simpanan. Dan Presiden Joko Widodo sebagai saksinya. Mengutip laman investor daily, Nilai transaksi dan jumlah pelaku LCT terus tumbuh positif. Nilai transaksi 5 kali lebih besar dari US$ 797 juta tahun 2020 dan dari 101 nasabah di tahun 2018 menjadi 2.064 nasabah Per April 2023. LCT ini berkontribusi pada aktivitas ekonomi. Salah satunya adalah pembayaran lintas batas melalui QR lintas negara.

Untuk di ASEAN sendiri, ketergantungan terhadap dolar mulai dilepaskan telah dirintis melalui QR cross border. Secara perlahan, Indonesia, khususnya Bank Indonesia telah mengupayakan agar transaksi pembayaran melalui QR lintas negara. Negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina telah sepakat menggunakan QR Code untuk melakukan transaksi ekonomi. Tentunya disokong penuh oleh bank sentral masing-masing nagaranya.

Satgasnas LCT ini juga sejalan dengan kesepakatan poin-poin yang dihasilkan oleh ASEAN. Ada beberapa poin hasil deklarasi penggunaan mata uang lokal di KTT ASEAN 2023. Salah satunya adalah ASEAN berkomitmen memajukan konektivitas pembayaran regional dengan memanfaatkan peluang dan inovasi untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas yang lancar dan aman. ASEAN juga mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas dan mendukung satuan tugas untuk mengeksplorasi pembangunan Kerangka Transaksi mata uang Lokal ASEAN.

Deklarasi penggunaan mata uang lokal KTT ASEAN 2023 juga akan  mendukung kerja sama lebih lanjut dalam memajukan konektivitas pembayaran regional dan memfasilitasi sistem pembayaran lintas batas, meningkatkan infrastruktur, dan percepatan adopsi pembayaran digital. Selain itu, ASEAN akan mempromosikan transaksi mata uang lokal dan peran otoritas sektor keuangan untuk mengurangi kerentanan kawasan terhadap dinamika eksternal, mempertimbangkan fleksibiltas administrasi valuta asing, dan menurunkan biaya transaksi lintas batas. 

ASEAN juga akan menjajaki keterkaitan ASEAN local curency transaction framework termasuk konektivitas pembayaran regional. Terlibat dan berkolaborasi dengan mitra eksternal ASEAN, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk membangun kerjasama dan kemitraan soal konektivitas pembayaran regional. Terakhir, menteri keuangan ASEAN dan gubernur sentral mengawasi implementasi konektivitas dan eksporasi pembayaran regional. Dengan total football penggunaan mata uang lokal, tidak saja meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun