Insomnia? Oh, tidak. Jangan bilang aku insomnia, karena ini diluar kebiasaanku. Alasannya sih sepele. Huhuhu, saking bingungnya mau bikin cerpen gokil, akhirnya cuma melongo dan ketawa-ketawa sendiri. Jujur ini tangan males banget buat bergerilya di atas kertas. Sekali lagi, aku cuma ketawa-ketawa duluan sebelum cerita itu benar-benar jadi. Hiiyy, aku jadi tanda tanya pada diriku sendri, malem-malem begini masih ketawa-ketawa kaya kuntilanak. Ckckck..
Ya ampuun, bener dech, aku gak rela kalo besok masuk poli saraf.
At last, cihuyy... akhrnya ini mata keok juga. Remangremang lampu kamar mulai terlihat remang. Hampir dalam jarak sekian detik lagi sampai pada kerajaan mimpi.
Eh ujug-ujug, "tiluliit.." Hapeku menjerit.
Hareuh, saha malem-malem yang nelefon? Nomor baru deuih, lah aku maklumin saja, orang ngedadak terkenal memang begini resikonya. *hoeekkkss
Aku tekan tombol ijo, diem we beberapa detik. Akhirnya bersuara juga ni orang,"Assalamualaikm," dengan nada bazz yang biasanya aku denger di bus-bus sambil bawa-bawa kotak amal itu.
"waalaikumslm. Ini siapa? Ada perlu pa?" dengan males bin lazy aku ladenin deh.
"Saya irfan dari kuningan."
"waaakss, irfan? Irfan mana? Irfan bachdim? ko aku baru nyadar ya kalo irfan bachdim itu dari kuningan." waduh, dengan semprolnya aku bercuap.
"hehe..gokil juga, maaf nggangu ya?" Dia nyengir-nyengir kuda, mending kalo melankolis, ini mah nyebelin abis.
"lho, udah tau malah nanya. Bangeeet."
"Oo, ya udah besok aja dismbung lagi." tanpa dosa banget dia berlalu begtu saja, setidaknya kirimin aku pulsa ke' (ngarep), itung2 byar denda karena sudah melanggar hak asasi manusia yaitu keinginanku buat ngorok.