Mohon tunggu...
Attharika Kamila Utomo
Attharika Kamila Utomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nggak bisa menulis dengan sempurna sih tapi yang penting sudah berusaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Bisa Menulis Bukan Berarti Tidak Bisa Membaca

23 November 2022   07:04 Diperbarui: 23 November 2022   07:36 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Anak seringkali mengalami kesulitan belajar, kesulitannya pun beragam. Bukan hanya gaya belajar yang mungkin salah, penyebabnya juga bisa berasal dari diri anak tersebut, seperti adanya kelainan ADHD, retardasi mental, dan autisme. Selain itu ada juga kelainan seperti kesulitan dalam menulis, membaca, dan berhitung. 

     Menulis kadangkala sulit bagi anak. Kelainan ini disebut disgrafia. Disgrafia adalah kelainan saraf yang terjadi pada anak sehingga anak tersebut mengalami kesulitan dalam menulis. Disgrafia juga bisa terjadi setelah dewasa dengan beberapa sebab misalnya karena stroke, dimensia,atau cedera otak. Anak dengan disgrafia memiliki masalah pada gerak motorik halus yaitu ketika tangan memegang pensil dengan jari telunjuk dan jempol. Mereka akan menggenggam pensil tersebut dengan kuat hingga kerap kali membuat kram pada tangan, ini hanya salah satu dari gejala disgrafia.

     Orang dengan kelainan ini kadang menganggap bahwa orang yang tidak bisa menulis berarti tidak bisa membaca. Namun, kenyataan penyandang memiliki IQ yang normal dan mampu membaca dengan lancar. Mereka hanya kesulitan dalam mengingat bagaimana kata atau susunan huruf yang mereka lihat. Mereka juga kesulitan dalam penggunaan tanda baca yang benar. 

     Disleksia atau kelainan yang membuat orang sulit membaca kadang bisa dibarengi dengan disgrafia yang membuatnya kesulitan dalam menulis. Sehingga orang-orang sulit membedakan mana yang disleksia mana yang disgrafia. Ada beberapa cara menyembuhkan pengidap disgrafia yaitu dengan terapi okupasi dan pelatihan dirumah, contohnya memberikan tanah liat untuk melatih jari anak, menulis ulang cerita yang didengar, merangkai kata-kata, menyusun huruf menjadi suatu kata yang padu, dsb. 

     Para ahli memang belum mengetahui apakah disgrafia atau disleksia bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi para penyandang masih bisa diberikan pembelajaran supaya bisa membaca atau menulis layaknya orang normal. Apabila pembelajarannya dilakukan secara rutin maka bis menjadi sebuah kebiasaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun