Belajar adalah cara memperoleh ilmu atau pengetahuan, belajar dikatakan efektif apabila menggunakan gaya belajar yang sesuai. Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan daya tangkap ilmu dalam pembelajaran tiap anak berbeda.Â
Hal ini sesuai dengan karakteristik perkembangan anak sehingga menciptakan model belajar yang berbeda-beda antara satu anak dengan yang lainnya. Ada yang mudah mencerna ilmu melalui diskusi atau praktik. Ada juga yang belajar melalui Indra tubuh, seperti melalui penglihatan dan pendengaran.Â
Peter Honey dan Alan Mumford (pada tahun 1982) mencetuskan teori-teori gaya belajar. Gaya belajar tersebut ada 4 macam, yaitu;Â
1.) Aktivis, yaitu gaya belajar yang mengedepankan praktik, diskusi, dan kerja kelompok.Â
2.) Teoris, yaitu gaya belajar yang mempelajari teori dahulu baru mengaplikasikannya pada praktik.Â
3.) Pragmantis, yaitu gaya belajar yang senang mempelajari ide-ide baru dan teori.Â
4.) Reflektor, yaitu gaya belajar yang mengumpulkan data atau informasi dengan menganalisis dan mengamati sebelum mengambil keputusan/kesimpulan.
Gaya belajar aktivis menggunakan praktik, diskusi, atau kerja kelompok dalam memperoleh ilmu. Penggunanya biasanya senang bersosialisasi, memiliki pandangan yang terbuka, dan senang berkompetisi. Gaya belajar teoris menggunakan teori-teori sebagai rujukan dan dasar. Pengguna gaya belajarnya bersifat kritis dan senang menalar berdasarkan teori-teori yang telah diketahui.Â
Pengguna Gaya belajar pragmantis menyukai hal-hal yang praktis dan hal yang bisa dijumpai tiap hari. Teori dan dalil tidak berguna bagi mereka apabila tidak digunakan. Mereka memperoleh ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman. Dan yang terakhir Gaya belajar reflektor penuh pertimbangan dan kehati-hatian, penggunanya mengumpulkan data-data yang kemudian disimpulkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H