Senja mulai tiba ketika ku langkahkan kakiku menyusuri makam yang berbaris rapi. Disinilah tempatmu kini wahai ibu.
Berbaring sendiri diselimuti sunyi. Terpisah dari dunia yang fana.Â
Inilah aku anakmu yang rindu padamu. Rindu sepanjang hari semenjak engkau pergi. Menyayat perih seperti tertoreh sembilu.Â
Kini aku tak dapat lagi merasakan lembut belaian tanganmu. Merasakan nikmatnya sayurmu yang engkau buatkan untukku.Â
Wahai ibu disinilah engkau berbaring. Bersemayam dalam cahaya cinta illahi. Terbujur diiringi Rahmat dari illahi.
Inilah aku anakmu menjenguk tempat persemayaman mu. Tempat engkau beristirahat yang terakhir kali.
Seribu kedamaian menyelimutimu. Kini ibu sudah tidak sakit lagi seperti ketika terakhir aku melihatmu. Aku tidak sanggup untuk mengingatnya. Terlalu sakit.
Wahai ibu, inilah anakmu yang dirundung rindu. Datang untuk menjengukmu di pembaringan.Â
Sesal aku belum bisa membalas kebaikanmu. Bahkan mungkin tidak bisa.
Ibu, inilah aku anakmu menjengukmu. Di pusaramu ini aku melepas rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H