Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Maaf-memaafkan saat Lebaran

2 Mei 2020   20:37 Diperbarui: 2 Mei 2020   20:52 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dari dahulu bila menjelang Idul fitri kita akan bermaaf-maafan kepada semua saudara muslim. Semua orang yang kita kenal, mulai dari tetangga kita, hingga handai taulan. Namun semua itu tidak afdol apabila tidak diawali dengan terlebih dahulu meminta maaf kepada orang tua kita, bapak ibu kita. Orang tua adalah prioritas utama sebelum bermaafan dengan orang lain.

Budaya maaf maafan

Semua hal tersebut adalah budaya kita. Tidak ada dalam tuntunan agama, dan uniknya budaya itu hanya ada di Indonesia saja. Tidak diwajibkan dalam agama. Dari situlah karena sudah tertanam kuat dalam budaya masyarakat kita, maka mau tidak mau itu adalah moment yang paling berharga bagi mereka. Jauh pun membuat orang memaksakan diri untuk pulang kampung. 

Padahal maaf memaafkan tidak harus menunggu lebaran tiba. Tentu ini akan membuat makna lebaran bergeser. Maaf memaafkan bisa dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Dalam Islam itu termasuk perbuatan yang sangat mulia.  Segeralah memaafkan apabila telah melakukan perbuatan yang salah. Lebih utama lagi apabila memaafkan orang lain sebelum orang lain itu meminta maaf.

Pergeseran makna Lebaran

Saat lebaran tiba setelah melakukan sholat kita herharap segala ibadah yang dilakukan saat ramadhan diterima oleh Allah SWT. Semua amal yang dilakukan saat ramadhan akan dinilai seribu kali lipat. Begitu pula jika anda melakukan perbuatan jelek maka catatan kejahatan anda juga dinilai berlipat.

Jadi intinya Lebaran adalah perayaan kemenangan karena anda melakukan ibadah sebula  penuh dengan mengharapkan pahala berlipat dari Allah SWT. Bahkan sepanjang malam anda bermunajat, berzikir, tahajjud, hanya mencari ridho Illahi. Semua di bulan ramadhan anda gunakan sepenuhnya untuk beribadah.

Jadi sesuai tuntunan rasul, kita mengikuti apa yang dilakukan rasul ketika lebaran adalah mendoakan kita semua agar ibadahnya selama ramadhan diterima. Taqaballohu minna wa minkum semoga semua ibadahku da ibadahmu diterima Allah SWT.

Lebaran adalah kemenangan yang melakukan ibadah saat ramadhan

Saat lebaran euforia warga merayakan lebaran sangat luar biasa. Termasuk warga yang tidak berpuasa, bahkan tidak sholat, apalagi beramal sholeh pun ikut merayakan kemenangan. Bagaimana tidak, orang yang beribadah rajin siang malam pun dia tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak.Sehingga muncullah saling mendoakan ketika bertemu sesama muslim.

Bagaimana dengan yang tidak menjalankan ibadah? Ibadah puasa si bulan ramadhan adalah wajib bagi umat Islam. Tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya. Kecuali bagi anak-anak dan orang yang sudah tua. Orang yang sakit boleh tidak berpuasa disaat sakit, tapi wajib mengganti di lain hari.

Lebaran adalah pesta kemenangan bagi orang muslim yang selama ramadhan dengan tulus beribadah kepada Allah SWT. 

Penulis : Teguh Wiyono

KBC-50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun