Sudah dari dahulu bila menjelang Idul fitri kita akan bermaaf-maafan kepada semua saudara muslim. Semua orang yang kita kenal, mulai dari tetangga kita, hingga handai taulan. Namun semua itu tidak afdol apabila tidak diawali dengan terlebih dahulu meminta maaf kepada orang tua kita, bapak ibu kita. Orang tua adalah prioritas utama sebelum bermaafan dengan orang lain.
Budaya maaf maafan
Semua hal tersebut adalah budaya kita. Tidak ada dalam tuntunan agama, dan uniknya budaya itu hanya ada di Indonesia saja. Tidak diwajibkan dalam agama. Dari situlah karena sudah tertanam kuat dalam budaya masyarakat kita, maka mau tidak mau itu adalah moment yang paling berharga bagi mereka. Jauh pun membuat orang memaksakan diri untuk pulang kampung.Â
Padahal maaf memaafkan tidak harus menunggu lebaran tiba. Tentu ini akan membuat makna lebaran bergeser. Maaf memaafkan bisa dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Dalam Islam itu termasuk perbuatan yang sangat mulia. Â Segeralah memaafkan apabila telah melakukan perbuatan yang salah. Lebih utama lagi apabila memaafkan orang lain sebelum orang lain itu meminta maaf.
Pergeseran makna Lebaran
Saat lebaran tiba setelah melakukan sholat kita herharap segala ibadah yang dilakukan saat ramadhan diterima oleh Allah SWT. Semua amal yang dilakukan saat ramadhan akan dinilai seribu kali lipat. Begitu pula jika anda melakukan perbuatan jelek maka catatan kejahatan anda juga dinilai berlipat.
Jadi intinya Lebaran adalah perayaan kemenangan karena anda melakukan ibadah sebula  penuh dengan mengharapkan pahala berlipat dari Allah SWT. Bahkan sepanjang malam anda bermunajat, berzikir, tahajjud, hanya mencari ridho Illahi. Semua di bulan ramadhan anda gunakan sepenuhnya untuk beribadah.
Jadi sesuai tuntunan rasul, kita mengikuti apa yang dilakukan rasul ketika lebaran adalah mendoakan kita semua agar ibadahnya selama ramadhan diterima. Taqaballohu minna wa minkum semoga semua ibadahku da ibadahmu diterima Allah SWT.
Lebaran adalah kemenangan yang melakukan ibadah saat ramadhan
Saat lebaran euforia warga merayakan lebaran sangat luar biasa. Termasuk warga yang tidak berpuasa, bahkan tidak sholat, apalagi beramal sholeh pun ikut merayakan kemenangan. Bagaimana tidak, orang yang beribadah rajin siang malam pun dia tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak.Sehingga muncullah saling mendoakan ketika bertemu sesama muslim.