Hampir setiap waktu aku selalu berjumpa dengannya. Sosok tua penunggu kios rokok di ujung gang depan rumahku. Tubuh tua yang kering namun lincah seperti merpati.
Rambutnya yang putih tampak seperti gumpalan kapas. Semakin usang termakan usia, tergerus oleh jaman. Dari kulitnya yang kelam tergambar betapa gigihnya memperjuangkan hidup
Hidup yang keras diantara himpitan keadaan yang semakin susah. Namun harus tegar berdiri menahan kejamnya kehidupan sekarang. Dibalik tubuhnya yang rapuh terbentang benteng karang yang kokoh.
Mbah Min tetap sabar menunggu kiosnya. Yang terlihat rapuh seperti dirinya. Aku pun duduk di depan kiosnya malam ini diantara lalu lalang kesibukan orang.
"Mbah, saya bawakan teh hangat, ayo kita medang", teriakku memecah sunyi. Usahlah kita pusing mikiri ekonomi yang sulit. Santaj saja seperti air yang mengalir.
"Kita medang Mbah", aku bawakan teh poci kental.
Dan Mbah Min pun tersenyum
Penulis : Teguh Wiyono
KBC-50
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI