Hingga saat ini novel coronavirus masih menjadi momok yang menakutkan bagi kita semua. Ini semua dikarenakan masih belum ditemukan obat yang paten untuk membasmi virus ini. Walau begitu beberapa negara sudah mengembangkan secara mandiri untuk menemukan obat yang ampuh dalam menanggulangi covid-19.Â
Seperti yang kita tahu bahwa virus ini telah menjangkit di hampir semua negara di dunia, dan menjadi masalah global. Kian hari orang yang terinveksi semakin banyak. Ini sangat mengkhawatirkan kita semua, karena pandemi ini juga menyerang negara kita. Tidak tersedianya obat yang ampuh membuat ilmuwan kita berpikir sekuat tenaga untuk mencari cara terbaik dalam mengatasi penyebaran covid-19.
Plasma darah sebagai alternatif untuk menyembuhkan covid-19
Cara terbaru dilakukan untuk meredam covid-19 yang dikembangkan oleh Biologi Molekuler Eijkman adalah dengan menggunakan plasma darah. Ini diyakini dapat menanggulangi virus lewat pembentukan antibodi tubuh yang didapat dari plasma darah orang yang pernah terinveksi covid-19 namun sudah dinyatakan sembuh total. Sudah dilalukan serangkaian tes dan memang betul dinyatakan sembuh. Sembuhnya dia dari covid-19 dikarenakan dalam tubuhnya membentuk antibodi yang sanggup membuat mandul virus.Â
Pengambilan plasma dari orang yang pernah terinveksi tidak hanya asal tetapi dilakukan pada orang yang sebelumnya sudah pernah mendonorkan darahnya. Darah tersebut kemudian dipisahkan antara plasma yang berwarna bening dan darah yang berwarna merah kental.
Terapi pengobatan menggunakan plasma darah ini juga diterapkan di luar negeri termasuk China, dan hasilnya cukup mencengangkan harapan pasien untuk sembuh sangat besar. Di Indonesia masih dikembangkan dalam riset.Â
Menutut Ketua PMI Yusuf Kalla ketika diwawancarai di TV One hari ini (20/04/20) menyatakan bahwa dalam 3 minggu ke depan akan mengembangkan plasma darah untuk menangani orang yang terinveksi virus. Rencananya plasma ini akan diberikan pada penderita dengan kondisi berat.
Penelitian ini adalah kerjasama antara PMI dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Semoga saja langkah ini dapat membawa hasil yang sangat signivikan sehingga Indonesia terbebas dari  SARS-CoV-2. Menurut Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio pemberian plasma darah ini pada penderita adalah sebagai perawatan atau alternatif sambil menunggu temuan vaksin yang ampuh.
Penulis : Teguh Wiyono
KBC-50