Ketika kita kecil dahulu sering orang tua kita bercerita tentang sebuah dongeng terutama ketika kita hendak pergi tidur. Cerita dongeng tersebut misalnya kancil yang cerdik, kucing dengan macan, atau ayam jantan dan seeokor kambing. Cerita itu sering diceritakan oleh orang tua kita sehingga tertanam dalam pikiran kita.Â
Orang tua kita tidaklah sembarangan dalam bercerita. Tidak asal mencomot cerita kemudian diberikan pada kita, akan tetapi sudah dipikirkannya masak-masak. Ketika orang tua kita bercerita disisipkannya pesan moral, atau memang dalam cerita itu tertanam pesan moral agar kita selalu mengingatnya.
Dongeng adalah bagian dari folklore
Dongeng yang diceritakan orang tua kita sebelum tidur adalah bagian dari folklore. Folklore sendiri bermakna  : Sebuah karya sastra lisan yang tersebar secara lisan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. Cerita itu menjadi milik dari masyarakat tersebut secara umum dan tidak diketahui siapa yang menciptakannya.Â
Kita hanya mendapat cerita itu dari warisan orang terdahulu yang tidak ada bukti tertulis, hanya lisan. Jika ada orang yang bertanya cerita itu dari mana? maka siapapun tidak akan bisa menjawab, karena cerita itu turun temurun sudah berlangsung sangat lama.
Contoh adalah cerita kancil. Cerita kancil sudah ada jauh sebelum kerajaan Mataram berdiri tahun 1500 sudah ada cerita kancil. Beredar populer pada masyarakat sepanjang bengawan Solo. Karena populernya cerita kancil waktu itu maka kemudian dibuat kitab tertulis menggunakan aksara Jawa dengan judul Cariyos Kancil. Kitab itu sekarang ada di museum Radyapustaka.
Sebagai ciri dari folklore maka cerita tersebut bersifat anonim yaitu tidak diketahui pengarangnya. Cerita itu menjadi milik dari kolektif masyarakat tersebut.
Cerita itu penyebarannya dilakukan secara tradisional dalam bentuk relatif tetap. Sebagai contoh dalam budaya Jawa atau Melayu cerita itu dilakukan oleh seorang penutur kepada anak-anak secara tradisional. Hal ini memungkinkan cerita itu menjadi banyak jenisnya, banyak versinya, banyak macamnya. Bahkan ada yang ditambahi atau dikurangi.
Pesan moral yang terkandung dalam dongeng
Orang tua kita tidaklah sembarangan dalam bercerita, tidaklah asal mengambil cerita, namun memiliki tujuan tertentu yang disematkan dalam cerita. Kadang disela-sela bercerita orang tua kita memberi nasihat pada kita tentang sopan santun, etika, atau mengenai budi pekerti luhur yang harus kita miliki sebagai bekal nanti mengarungi kehidupan yang luas.
Didalam cerita itu disisipkan sebuah pesan moral agar kita selalu mengingatnya atas perbuatan kita. Sebagai contoh kalau bertemu dengan orang yang lebih tua, seperti kakek, atau guru kita di jalan maka kita harus memberi salam dan harus selalu sopan dalam perbuatan maupun berbicara.
Pesan moral yang umum terdapat dalam dongeng adalah perbuatan baik dan perbuatan buruk. Kita senantiasa selalu ditekankan untuk bisa membedakan perbuatan baik dan buruk. Perbuatan baik adalah perbuatan yang sangat mulia dan menempatkan orang pada derajat yang tinggi, sedang perbuatan buruk adalah perbuatan yang merendahkan derajat seseorang.Â
Selanjutnya adalah sabar, sabar dalam menghadapi cobaan. Kesabaran akan berbuah manis yaitu tertanam dalam hati tekad dan semangat yang kuat untuk mencapai keberhasilan. Tidak semua orang bisa sabar, namun kesabaran itu bisa kita latih sejak dini.
Begitulah bahwa dongeng yang dulu diberikan oleh ayah kita atau orang tua kita seluruhnya adalah alat untuk menanamkan pesan moral kepada kita agar kita bisa membedakan perbuatan baik dan perbutan yang buruk, dan kita bisa mengaplikasikannya dalam perbuatan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H