Aku hanya bisa termenung melihat gegap gempita dunia yang bergeliat seperti ombak lautan. Berjalan seperti alurnya. Aku hanya bisa merasakannya tanpa bisa menyentuhnya.Â
Biarlah bergerak seperti apa adanya. Tanpa perlu aku ikut campur untuk merubahnya. Karena tidaklah mudah untuk bisa menyentuh.
Semua kenyataan seperti kereta yang berjalan di atas relnya masing-masing. Tanpa bisa beralih tempat. Semua sudah dicukupkan sebagai nikmat Illahi.Â
Adakah engkau bersyukur? Semua niat yang telah dicurahkan, seperti air hujan yang deras turun dari langit. Membasuh bumi yang kering menjadi basah.Â
Hapuslah segala dengki dan rasa sombongmu. Karena angkuhmu adalah perintang segala langkahmu. Angkuhmu akan membuatmu menjadi pecundang. Angkuhmu menyesatkanmu.
Berdirilah disini di dekatku. Rentangkanlah kedua tanganmu dan tariklah nafas dalam-dalam. Kau bukalah lembaran baru. Melangkahlah dengan pasti. Berpeganglah kuat pada Illahi Robbi.
Penulis : Teguh Wiyono
KBC-50
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H