Cerahnya pagi menyapaku, senyumnya yang hangat menerobos di sela dedaunan. Mengukir bayangan indah yang jatuh ke tanah.
Derai tawa riang burung-burung menambah indahnya pagi. Ah hari ini aku harus mengantar anak ke sekolah. Menjemput ilmu bergumul dengan bangku sekolah.
Di ujung kelas sana terlihat seorang pelajar SD berlari menjemput anakku. Ternyata dia adalah teman sebangkunya
Kaki yang lusuh telanjang. Tanpa sepatu dan tanpa alas kaki. Kulitnya pun menghitam diterpa teriknya mentari. Torehan rumput ilalang membuat kaki itu semakin lusuh.
Perih hatiku melihat pemandangan itu. Pagi yang indah ini berubah menjadi nyanyian lara. Betapa jaman sekarang masih ada seperti ini.Â
Senyumnya yang pahit menyapaku, pahit terasa seperti seragamnya yang kumal menghitam. Mataku tak kuasa memandangnya, walaupun hanya sepintas. Namun aku hanya bisa tersenyum menyapanya.
"Aku tak punya sepatu om", suaranya yang lirih merobek dinding hatiku.Â
Penulis : KBC-50
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H