Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dan Rembulan pun Tersipu Malu

9 April 2020   21:15 Diperbarui: 9 April 2020   21:16 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja mulai beringsut pergi meninggalkan sekelumit cerita siang tadi. Malam pun menghampar menyelimuti bumi. Merangkak pelan detik demi detik. 

Sang waktu pun bersenandung di remang gelapnya malam. Kidung nyanyian rindu yang telah lama pergi. 

Rembulan pun keluar dari peraduannya. Rambutnya yang panjang dikibaskannya hingga ke relung hatiku. Itulah yang selalu aku tunggu tiap malam tiba. Senyum rembulan yang indah dengan bias cahayanya keemasan. 

Suara burung malam pun menambah keindahannya. Membuat malam yang kelam menjadi sebuah nyanyian rindu.  Rindu yang datang menderu seperti angin barat. 

Rembulan ijinkan aku sentuh hatimu. walau hanya sekejap saja sebagai pengobat rindu. Untuk menghiasi hari-hariku. Sebagai catatan yang selalu aku baca tatkala rindu.

Dan rembulan pun tersipu malu. 

Penulis : Teguh Wiyono

KBC-50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun