Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ubahlah Hari Senin Menjadi Menyenangkan

9 Maret 2020   08:55 Diperbarui: 9 Maret 2020   11:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak suka hari libur? Saya kira semua orang menyukai hari libur. Saat dimana terbebas dari pekerjaan yang menumpuk. Saat dimana bisa melakukan penyegaran dan berkumpul bersama keluarga tercinta. 

Anda berpresepsi bahwa itu adalah momen yang sangat penting dalam hidup anda sehingga jauh-jauh hari anda akan merancang untuk melakukan perjalanan berlibur bersama keluarga. Inilah yang mengakibatkan libur menjadi sangat spesial. 

Anda bahkan sudah merasakan aroma libur semenjak hari Jumat. Tapi bagaimana jika libur sudah menjelang akhir? Sebentar lagi masuk hari Senin. 

Tentu anda akan merasa sangat berat untuk menghadapi esok hari Senin. Setumpuk pekerjaan dan segala permasalahannya terbayang dalam benak anda. Keadaan seperti ini orang barat sering menyebutnya dengan "Monday Blues".

Semua itu karena sugesti

Sebenarnya segala permasalahan ada dalam pikiran manusia itu sendiri. Seperti apapun yang anda rasakan kuncinya adalah bagaimana anda mempersepsikannya. Bagaimana cara Anda memandang hari Senin, apakah menyenangkan atau tidak. 

Pada keadaan seperti ini anda terjebak dalam perasaan yang anda buat sendiri. Kita jauh-jauh hari sudah merubah cara pandang untuk masalah ini, namun kadang terpengaruh juga pada khalayak ramai.  Terlebih ketika Anda membuka media sosial, setidaknya postingan orang-orang akan mempengaruhi anda. Itu tidaklah terjadi jika anda menanamkan sugesti yang kuat dalam pikiran anda. Hari Senin sama seperti hari lainnya. 

Hari Senin adalah hari yang sangat menyenangkan. Perasaan enggan itu muncul menjelang hari Senin saja, selebihnya setelah kita lalui maka kita akan merasa biasa saja. Jadi marilah kita tanamkan dalam pikiran kita bahwa hari Senin hari biasa yang sangat menyenangkan.

Peralihan dari Libur ke Kerja

Ya, jujur ketika sudah terlewat hari Minggu maka yang ada di benak anda adalah hari Senin yang menyebalkan. Anda akan merasakan bad mood sehingga semua akan terasa tidak menyenangkan. Masa ketika berakhirnya libur dan menuju hari Senin inilah masa peralihan itu. Anda merasa berat untuk meninggalkan hari libur. Sudah menjadi persepsi bahwa hari libur adalah sesuatu yang sangat istimewa.

Anda tidak ingin segala moment yang indah itu berakhir. Anda ingin waktu libur menjadi lebih lama lagi. Disinilah anda merasa tidak siap menghadapi kenyataan bahwa anda harus bekerja lagi. Maka terbayangkan dalam pikiran anda setumpuk pekerjaan yang menyebalkan. 

Berpikir positif

Permasalahan ini sebenarnya sangat mudah. Cara pandang anda yang keliru akhirnya masuk ke dalam pikiran bawah sadar anda dan menjadi pola yang tetap. Hari Senin menjadi sangat menyebalkan. Marilah kita buang segala pendapat yang salah itu. Bangunlah pikiran yang positif bahwa hari Senin adalah hari yang menyenangkan. Anda bisa bertemu dengan teman-teman kerja yang menyenangkan. Anda bisa membuat hari Senin menjadi menakjubkan. Membuat momen indah bersama teman kerja, dan sebagainya. 

Jika yang anda ingat dan anda pikirkan adalah hal yang menyenangkan maka ciptakan itu menjadi sebuah sugesti yang positif. Ingatlah hal yang menyenangkan dan jadikan itu label hari Senin. Tidak ada apa-apa di hari Senin selain menyenangkan. Begitulah menurut pandangan penulis. 

Penulis KBC-50 Teguh Wiyono

Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun