Intip, begitulah namanya. Setiap orang pasti mengenal intip. Sebuah makanan tradisional yang sering dipandang sebelah mata. Walaupun begitu intip mempunyai cita rasa yang khas. Makanan ini terbuat dari kerak nasi yang dimasak dengan cara tradisional yaitu diliwet. Beberapa waktu yang lalu masih banyak orang yang menjual intip, namun sekarang sudah sangat jarang.
Generasi milenial tidak kenal intip.
Seiring berkembangnya teknologi, manusia banyak menciptakan alat-alat canggih untuk mempermudah semua aktifitasnya. Zaman dulu manusia membuat tungku untuk memasak. Sebagai bahan bakarnya menggunakan kayu atau ranting-ranting kering. Kemudian manusia menciptakan kompor yang menggunakan bahan bakar minyak. Sekarang ini orang sudah tidak menggunakan kompor lagi, namun beralih menggunakan gas elpiji yang lebih praktis. Sejak diciptakannya magic jar atau magic com hampir semua orang menggunakannya. Sangat simpel tinggal pencet tunggu beberapa saat pasti matang. Sejak orang-orang menggunakan magic com keberadaan intip semakin langka.Â
intip cetakan
Tidak ada rotan akarpun jadi, begitulah kira-kira pepatahnya. Mengingat semakin langkanya intip maka produsen makanan ringan tidak kekurangan akal. Â Mereka membuat cetakan berbentuk piring dan mencetak nasi matang sehingga terbentuklah seperti intip, kemudian di jemur. Setelah benar-benar kering kemudian baru digoreng. Memang mirip seperti intip betulan, namun bedanya lebih tebal dan pada bagian bawahnya tidak hitam hangus akibat diliwet menggunakan kuali. Cukuplan untuk mengobati kerinduan pada intip. Beberapa orang yang fanatik intip mengatakan bahwa rasanya tidak senatural intip kuali, namun sangat renyah.Â
Berbagai macam rasa
Ada beberapa pilihan rasa intip, ada yang natural menggunakan bumbu garam, ada yang menggunakan karamel, juruh dengan gula kelapa yang manis. Begitulah makanan ringan yang bernama intip. Sekarang ini semakin langka dan susah ditemui. Walaupun begitu masih ada juga penggemar setianya.Â
Penulis : KBC-50 Teguh Wiyono
Kompasianer Brebes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H